TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Perasaan gusar dan gundahgulana menyelimuti Heri Nofiadi dan Yanti Agusmaidar. Maklum, pasangan suami-istri (Pasutri) asal Kabupaten Aceh Singkil yang hampir 20 tahun belum punya momongan ini terpaksa harus menerima takdir ALLAH SWT melahirkan anak pertamanya dalam kondisi prematur.
Melahirkan ‘buah hatinya’ di BLUD RS dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan medio 2021 lalu, berkat izin ALLAH SWT Heri Nofiadi bersama istrinya berhasil melewati kondisi genting itu. Melalui kerjakeras dan pelayanan prima yang diberikan, Alhamdulillah akhirnya pasutri ini berhasil melahirkan putri sematawayangnya dalam kondisi prematur yang usia kandungannya masih berumur 28 minggu dengan berat diperkirakan masih 1 Kg.
Kisah keluarga asal Aceh Singkil ini setidaknya bisa membuat semua orang merasa terharu bercampur bahagia. Betapa tidak, buah cinta yang ditungu-tunggu selama hampir 20 tahun oleh pasutri ini akhirnya lahir dengan selamat.
Bayi yang kemudian diberi nama Ade Laila Fitrah Ramadhani ini lahir di RSUDYA Tapaktuan pada 9 Mei 2021 lalu. Lahir dalam kondisi prematur mengharuskannya menjalani perawatan selama 3 bulan dan sekarang sudah tumbuh sempurna, memasuki umur 10 bulan.
“Kami selaku orang tua sedang berupaya membantunya untuk hidup lebih baik dan terus berkembang serta tumbuh dengan maksimal seperti bayi-bayi lahir normal lainnya,” kata Yanti Agusmaidar, saat berbincang-bincang dengan wartawan sambil memeluk bayinya didada, Minggu (20/2/2022).
Menurutnya, memberi pelukan hangat ke bayi prematur adalah salah satu cara terbaik agar bayi tersebut tetap hidup dan tumbuh berkembang dengan baik jika dibandingkan dengan menaruhnya kedalam ruang inkubator.
Ketika seorang bayi yang ada di kandungan tiba-tiba lahir sebelum waktunya, tentu hal ini akan membuat setiap orang tua merasa khawatir disertai perasaan cemas dan tentu berharap bayi akan baik-baik saja.
Bukan hanya perawatan maksimal yang perlu dilakukan. Melainkan terutama sekali adalah kasih sayang yang lebih dan penuh ketulusan. Seperti itulah kondisi yang sedang dihadapi pasutri asal Aceh Singkil yang sedang merawat anak simatawayangnya itu.
Saat ditanya bagaimana proses melahirkan dan berapa lama dirawat pasca melahirkan?, Yanti mengatakan Ia dirawat selama 4 hari post SC, sebelumnya dirawat 4 hari perawatan ibu hamil dengan pre-eklamsia.
“Waktu itu usia kehamilan saya belum cukup masih 28 minggu di coba pertahankan karena perkiraan bayi saya masih 1 Kg. Lalu diberi rawatan yang cukup baik dengan therapi. Namun Allah SWT, berkehendak lain pada pagi Ahad 9 Mei 2021 itu, saya mengalami pecah ketuban dini dan kontraksi yang kuat sehingga tidak ada pilihan lain harus segera SC, dengan harapan yang sangat kuat dan dengan doa semoga bayi kami dapat diselamatkan, sebab berat badannya masih sangat rendah,” ungkapnya, menceritakan kondisi genting yang dihadapi saat itu.
Kesan yang positif saat dirawat, Ia sebagai pasien sangat terkesan dengan pelayanan yang cepat dan tepat serta berstandar di RSUDYA Tapaktuan yang merupakan rumah sakit regional berstatus tipe B itu. Ia mengaku petugasnya sangat berkompeten dalam perawatan bayi tak terkecuali terhadap bayi prematur.
“Khususnya ketika berada diruangan NICU tentu tidak lepas dari perannya dokter yang sangat luar biasa dalam mengontrol perawatan dan memberi therapy kepada putri kami yang lahir prematur ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak di RSUD Yuliddin Away yang telah memberikan pelayanan terbaiknya,” ujarnya.
Apresiasi dari orang tua bayi prematur ini bukan tanpa alasan. Sebab di dunia medis, ada banyak risiko yang harus dihadapi bayi yang lahir sebelum waktunya atau lahir prematur. Untuk mengurangi berbagai risiko, tentu perawatan paling maksimal harus dilakukan.
Ruang NICU harus dilengkapi berbagai peralatan lengkap untuk memonitor kondisi bayi. Meski berbeda tiap rumah sakit, umumnya mesin monitor yang ada di NICU memiliki sistem kerja yang sama yaitu mencatat detak jantung, laju pernapasan, tekanan darah dan suhu.
Selain itu terdapat pula oksimeter yang digunakan untuk mengukur jumlah oksigen dalam darah. Bayi yang baru lahir, khususnya bayi prematur biasanya membutuhkan bantuan pernapasan.
Bantuan pernapasan bisa dilakukan dengan berbagai metode seperti menggunakan respirator, Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP) atau bantuan udara keparu-paru dan tudung oksigen. Sementara itu, untuk asupan makan, bagi bayi prematur biasanya mendapat asupan melalui intravena maupun tabung.