Bulohseuma Belum “Merdeka” dari Telekomunikasi, Rafli Kande Surati Telkomsel

TheTapaktuanPost | Banda Aceh. Anggota DPR RI Fraksi PKS asal Aceh, Rafli Kande, menyurati Kementerian BUMN melalui anak perusahaannya, PT. Telkomsel meminta segera di atasi kesulitan jaringan telekomunikasi dan internet disejumlah daerah terpencil di Provinsi Aceh.

Salah satu daerah terpencil itu adalah Kemukiman Bulohseuma, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan. Wilayah pedalaman Aceh Selatan yang terdiri dari tiga gampong yang dihuni ratusan Kepala Keluarga (KK) ini, merupakan satu-satunya wilayah terpencil yang masih belum “merdeka” dari sarana telekomunikasi di daerah yang dikenal penghasil pala, meskipun Republik Indonesia sudah ke-73 tahun merayakan kemerdekaan.

“Masih banyak daerah terpencil di Aceh mengalami kendala dalam menjalin komunikasi dengan dunia luar karena belum tersedia jaringan telekomunikasi dan internet, salah satunya seperti Bulohseuma. Menindaklanjuti hal itu, saya atas nama anggota Komisi VI DPR RI yang notabenenya mitra kerja Kementerian BUMN sudah menyurati PT. Telkomsel” kata Rafli Kande kepada wartawan di Banda Aceh, Sabtu (13/6/2020).

Langkah seniman Aceh yang juga mantan anggota DPD RI tersebut, turut memperkuat permintaan pembangunan tower BTS yang sebelumnya dilayangkan Plt. Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran kepada PT Telkomsel.

Surat yang ditandatangani langsung oleh Rafli atas nama anggota Komisi VI DPR RI yang notabenenya mitra kerja Kementerian BUMN itu, telah dilayangkan pada Jumat (12/6/2020) dengan tembusan Direktur Telkomsel Pusat.

Surat itu, antara lain berisi rekomendasi untuk segera ditindaklajuti pembangunan tower di kawasan Buloh Seuma, Kabupaten Aceh Selatan, salah satu tempat yang selama ini mengeluhkan akses internet dan telekomunikasi.

“Kita harap pemerintah segera mengatasi kesulitan akses jaringan internet di daerah terpencil, kita sudah menyurati Provider Telkomsel selaku anak Perusahaan BUMN yang menyediakan layanan selular agar di bangun tower BTS di Bulohseuma, Aceh Selatan, sesuai permintaan Pemkab setempat,” ungkapnya.

Menurut Rafli, sejumlah daerah terpencil lainnya di Aceh yang mengalami kendala serupa juga perlu mendapat perhatian, lebih lagi kondisi mahasiswa yang saat ini berada dikampung harus melakukan kuliah jarak jauh (online) menggunakan jaringan internet.

“Masih banyak daerah terpencil di Aceh yang belum optimal jaringan internet, kita minta hal ini segera diatasi. Disisi lain, kondisi sekarang mahasiswa yang kuliah jarak jauh via jaringan internet paling terdampak saat berada dikampungnya,” imbuh Rafli.

Rafli mengatakan, di zaman sekarang ini teknologi Internet sebagai hal yang digandrungi sudah menjadi kebutuhan primer dalam mengakses informasi dan bisnis era digital.

“Masyarakat bisa menggunakan jaringan internet untuk mempromosikan produk lokal dari daerahnya secara optimal. Mari kita manfaatkan kemajuan teknologi yang terus berkembang ini secara positif,” seru Rafli. [] NB