Ketua DPRK Aceh Selatan Tegaskan Tak Ada Penyerobotan Lahan SM Rawa Singkil

  • Whatsapp

TheTapaktuanPost | Trumon. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Selatan, Amiruddin, menegaskan bahwa tidak ada kawasan konservasi Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil yang diserobot oleh petani Trumon Raya saat membuka lahan perkebunan sawit.

Saat membuka lahan untuk menciptakan lapangan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya, masyarakat setempat disebut selalu rutin berkoordinasi dengan pihak-pihak pemangku kepentingan terkait untuk memastikan titik koordinatnya berada diluar kawasan konservasi.

Bacaan Lainnya

“Setahu kami, tak ada kawasan konservasi yang diserobot oleh masyarakat. Sebab saat membuka lahan selalu rutin berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait memastikan titik koordinatnya diluar kawasan,” kata Amiruddin kepada TheTapaktuanPost via sambungan telepon Sabtu (16/3/2024).

Yang lebih ironisnya lagi, ujar Amiruddin, tuduhan penyerobotan kawasan SM Rawa Singkil sebagaimana dikutip dari sebuah situs berita berbahasa inggris, justru dikait-kaitkan dengan keberhasilan Pemkab Aceh Selatan dibawah kepemimpinan Bupati Tgk. Amran menggaet investor luar menanamkan investasi (modalnya) dalam jumlah besar membangun pabrik CPO di wilayah Trumon Raya dan Bakongan Raya.

“Apa relevansinya dengan keberhasilan pemerintah daerah memikat investor luar menanamkan modalnya ke dalam daerah membangun pabrik CPO. Saya rasa tudingan itu sangat tendensius tak objektif dan tak rasional,” tegas Amiruddin.

Yang perlu digaris bawahi, tegas Amiruddin lagi, pembangunan pabrik CPO memang sudah menjadi impian dan dambaan petani sawit Aceh Selatan sejak puluhan tahun silam, namun baru terwujud beberapa tahun lalu. Kehadiran pabrik ini, selain membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat juga dapat menstabilkan harga beli tandan buah segar (TBS) sawit ditingkat petani serta memberikan kontribusi PAD bagi daerah.

Maka atas dasar itu, ia atas nama wakil rakyat menolak dengan tegas tudingan pihak tertentu mengaitkan kehadiran pabrik CPO dengan persoalan penyerobotan kawasan konservasi SM Rawa Singkil.

“Tolong jangan kambinghitamkan atau tumbalkan pabrik CPO dengan tuduhan penyerobotan lahan kawasan konservasi. Sebab tak ada relevansinya dari sisi kerja keras pemda menggaet investor demi kemajuan daerah,” kata Amiruddin.

Saat ini, kata Amiruddin, masyarakat mengalami kesulitan ekonomi akibat minimnya lapangan pekerjaan, sementara kebutuhan hidup yang terus meningkat harus terpenuhi, termasuk untuk biaya menyekolahkan putra-putri mereka. 

Menurutnya, pertanian kelapa Sawit salah satu solusi nyata untuk keluar dari persoalan yang menjerat kehidupan, sekaligus melepaskan diri dari himpitan ekonomi. Apalagi lahan sawit masyarakat bukan dalam kawasan hutan lindung atau Kawasan konservasi Rawa Singkil.

“Persoalan Kawasan Konservasi SM Rawa Singkil tentunya sudah ada titik geografisnya, jadi jangan dituding semua lahan kelapa sawit di Aceh Selatan bermasalah. Ini tidak boleh terjadi demi hajat hidup masyarakat banyak,” kata Amiruddin.

Pos terkait