Pemkab Aceh Selatan Terkendala Gelar Pasar Murah Tekan Mahalnya Harga Gula

TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Mahalnya harga gula pasir tingkat pengencer saat ini tembus angka Rp. 18 ribu hingga Rp. 19 ribu per kilogram, dikeluhkan masyarakat. Apalagi menjelang datangnya meugang puasa.

Kondisi “genting” ini telah diketahui dan sangat dimaklumi oleh Pemkab Aceh Selatan. Namun disisi lain, Pemerintah Aceh Selatan melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM) mengalami kendala ketika hendak menggelar pasar murah untuk menekan tingginya harga gula pasir dipasaran.

Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Aceh Selatan, Saiful Rahman SE yang dimintai tanggapannya merespon kondisi ini mengatakan, berdasarkan hasil peninjauan pasar yang dilakukan pihaknya bersama sejumlah instansi terkait lainnya beberapa waktu lalu, telah mendapatkan fakta bahwa harga gula pasir dipasaran saat ini melambung tinggi menyentuh angka Rp. 18 ribu hingga Rp. 19 ribu/Kg. Angka ini melonjak drastis dari sebelumnya hanya berkisar antara Rp. 12 ribu sampai Rp. 13 ribu/Kg.

Namun ironisnya, program pasar murah untuk menekan tingginya harga gula yang hendak direalisasikan tersebut justru mengalami kendala, yang diduga dampak dari mewabahnya virus corona (Covid-19).

“Kita justru sedang menghadapi situasi yang delematis sekarang ini,” kata Saiful Rahman kepada TheTapaktuanPost, Selasa (24/3/2020).

Menurutnya, ada dua faktor yang menjadi kendala digelar pasar murah sekarang ini. Pertama ketersediaan stok gula pasir pada distributor besar di Medan, Sumatera Utara memang sedang tidak cukup, sehingga barang yang diberikan ke kabupaten/kota seluruh Aceh tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan. Kemudian yang kedua, posisi sekarang ini sedang tidak di izinkan ada keramaian atau penumpukan masyarakat mencegah penyebaran virus corona.

Padahal, lanjut Saiful, seperti biasa setiap tahunnya menjelang datangnya bulan puasa, pihaknya telah memprogramkan akan menggelar pasar murah di 6 titik di Aceh Selatan melalui sumber APBK.

“Melihat perkembangan kondisi sekarang ini sepertinya agak susah. Bahkan, program pasar murah sumber APBA pada tanggal 4-7 April 2020 juga tidak jadi terlaksana di Aceh Selatan. Sebab dinas terkait sudah menyurati pembatalan kegiatan tersebut,” ungkapnya.

Harga kebutuhan Pokok lain Stabil

Dibagian lain, Saiful Rahman menginformasikan bahwa berdasarkan hasil peninjauan ketersediaan bahan pokok dan penting di Tapaktuan dan Kecamatan Pasie Raja, bersama Satreskrim dan Satintelkam Polres Aceh Selatan serta sejumlah OPD terkait lainnya pada Sabtu (21/3/2020), tergolong masih stabil.

Disebutkan bahwa, hasil peninjauan dengan mengambil sample beberapa toko dan nyak-nyak pengecer, pedagang grosir dan distributor, diperoleh gambaran harga bahwa.

Beras Tangse tingkat pengencer Rp 11.600/Kg, beras sepiring nasi slip Rp.18.300/Kg, minyak goreng kemasan Rp.13.500/liter, minyak goreng curah Rp. 10.000/liter, telor ayam boiler Rp. 1.450/butir, cabe merah Rp. 28.000/Kg, bawang putih Rp. 45.000/Kg, bawang merah Rp. 30.000/Kg dan tomat Rp. 5.000/Kg.

Demikian juga sample harga yang diambil pada 3 distributor masing-masing UD. Sultan Jaya Tapaktuan
UD. Alam indah Lhok Keutapang dan
UD. Burnama Kampung Hilir Tapaktuan.

Dengan gambaran harga sebagai berikut : beras sepiring nasi Rp 270.000/zak isi 15 Kg. Gula pasir Rp 850.000/zak isi 50 Kg, minyak makan curah Rp 9.500/Kg dan minyak makan kemasan Rp.155.000/kotak isi 12 liter.

Berdasarkan pengecekan tim ketahanan pangan Aceh Selatan tersebut, kata Saiful Rahman, dapat disimpulkan bahwa untuk saat ini sampai 14 hari kedepan kebutuhan sembilan bahan pokok masih tersedia dan belum ada tanda-tanda kelangkaan bahan pokok di daerah itu.

“Untuk sementara ini, harga barang juga masih terjangkau, kecuali gula pasir yang terjadi kenaikan,” pungkasnya.

Pos terkait