TheTapaktuanPost | Bakongan. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Gampong Ujong Mangki dan Padang Beurahan, Kecamatan Bakongan terus meluas, dari sebelumnya melahap 50 hektare, kondisi terkini pada hari ke enam Minggu (24/8/2025) terpantau telah mencapai 63 hektare lebih dan berdasarkan pemantauan melalui aplikasi Fire Guard jumlah titik api bertambah jadi 12 dari sebelumnya 10.
Kondisi cuaca panas disertai angin kencang makin memperparah dan memperburuk situasi dilapangan. Kobaran api dan asap tebal terus membesar. Keadaan semakin mencekam dan darurat, karena titik api terus menjalar melahap gambut kering mengarah pemukiman penduduk. Karhutla di Kecamatan Bakongan terus meluas sejak pertama kali terdeteksi pada Selasa, (19/8/2025) lalu.
“Hasil koordinasi dengan Pak bupati, Pemkab Aceh Selatan resmi menetapkan status darurat Karhutla dan pos terpadu telah didirikan sebagai pusat komando. Kita juga telah menghubungi tim Manggala Agni dari Pos Sibolangit yang saat ini sedang dalam perjalanan ke Bakongan,” kata Kepala BPBD Aceh Selatan H. Zainal menjawab konfirmasi TheTapaktuanPost di Tapaktuan, Minggu (24/8/2025).
Manggala Agni adalah organisasi pengendali Karhutla di Indonesia, yang berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dikenal sebagai “panglima api” karena mereka bertugas melakukan pencegahan, pemadaman, hingga penanganan pasca karhutla. Manggala Agni bertindak sebagai ujung tombak dengan didukung oleh personel yang tanggap dan peralatan profesional untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan di seluruh Indonesia.
H. Zainal mengatakan, secara aturan keputusan Pemkab Aceh Selatan menetapkan status darurat Karhutla telah memenuhi syarat karena luas lahan yang terbakar telah lebih 50 hektare dan diperkuat dengan kondisi cuaca yang dirilis BMKG serta rumitnya proses pemadaman api dititik lokasi.
Dengan telah ditetapkan status darurat, selain membuka peluang datangnya bantuan dari pusat juga makin memudahkan Pemkab Aceh Selatan membangun koordinasi langsung dengan kementerian terkait dan BNPB Pusat di Jakarta yang salah satunya langsung diterjunkannya tim Manggala Agni.
“Biasanya saat kita melaporkan kondisi lapangan pihak BNPB terlebih dulu menanyakan apakah sudah ditetapkan status darurat? Makanya, kita langsung sigap merespon cepat,” tegas H. Zainal.
Dia mengatakan api sempat berhasil diredam pada Jumat sore, 22 Agustus 2025. Namun, Sabtu pagi kembali muncul titik api baru. Sedikitnya 63 hektare lahan gambut di Gampong Ujong Mangki dan Padang Beurahan sudah hangus terbakar. Kondisi ini diperparah oleh angin kencang serta kedalaman gambut mencapai tiga meter yang membuat bara api sulit dipadamkan.
Situasi ini semakin rawan karena lokasi kebakaran berdekatan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), salah satu benteng terakhir ekosistem hutan tropis Sumatra.
“Pemadaman dilakukan siang hari, malamnya personel tetap siaga di Pos untuk mengawasi titik rawan yang dekat dengan permukiman. Tantangannya, akses air terbatas, mobil damkar tidak bisa masuk, hanya peralatan portable yang digunakan,” jelas Zainal.
Untuk operasi pemadaman, BPBD menurunkan 12 personel dengan dukungan TNI/Polri, Brimob Kompi C Trumon, pihak TNGL, dan masyarakat setempat. Peralatan yang digunakan meliputi dua pompa portable apung, satu pompa jinjing, satu pompa alkon, serta tiga unit Y-connection hydrant dengan enam selang panjang.
Komandan Pos Pemadam Kebakaran 05 Bakongan, Rustam, menegaskan siaga darurat ditetapkan karena luasan kebakaran sudah melampaui 60 hektare.
“Situasi harus dipantau intensif agar tidak menjalar ke pemukiman warga. Pos Terpadu sudah berdiri dan seluruh personel piket siaga penuh,” katanya.
H. Zainal mengatakan kerja keras tim gabungan mengalami berbagai kendala di lapangan, mulai dari minimnya sumber air, medan sulit dengan jarak tempuh 800 meter dari titik parkir kendaraan, hingga tiupan angin kencang yang mempercepat penyebaran api.
Ia memaparkan progres pemadaman hari ke hari, di mana hari ke-2 sebesar 35% lahan berhasil dipadamkan, asap masih tebal, titik api bertambah. Hari ke-3, 47% berhasil dipadamkan, kondisi cuaca tetap panas, selanjutnya pada hari ke-4 60% lahan berhasil dipadamkan, namun titik api belum padam seluruhnya.
“Hari ke-5, pemadaman menurun menjadi 57%, asap masih tebal, dan titik api bertambah hingga 12 titik (10 titik tinggi, 2 titik rendah),” ujarnya.
Dari catatan BPBD, luas lahan terdampak terus bertambah, 15 hektare di hari pertama, 26 hektare di hari kedua, 42 hektare di hari ketiga, 57 hektare di hari keempat, 60 hektare di hari kelima dan 63 hektare dihari ke enam.
Zainal menegaskan, penyebab Karhutla ini masih dalam penyelidikan pihak berwenang. Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, mengingat kondisi cuaca yang panas dan kering sangat rawan memicu kebakaran besar.
“Pemadaman masih terus kita lakukan. Kita berharap hujan turun agar api bisa lebih cepat dikendalikan,” pungkasnya.