TheTapaktuanPost | Banda Aceh. Ingin mengembalikan masa kejayaan minyak Nilam dan Pala sebagai sektor “primadonanya” masyarakat seperti tahun 1980-an, Pemkab Aceh Selatan resmi menjalin kerjasama dalam pengembangan minyak Nilam dan Pala dengan Atsiri Research Center (ARC) atau pusat penelitian atsiri Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Seperti dilansir Portal Berita www.analisaaceh.com, kerjasama tersebut berlangsung dalam pertemuan antara Plt Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran dengan pihak ARC Unsyiah, di Kantor ARC Unsyiah, Banda Aceh, Minggu (16/02/2020).
Dalam pertemuan itu, Tgk. Amran turut didampingi oleh Kepala BPKD Aceh Selatan, Syamsul Bahri SH. Sementara dari Unsyiah hadir Wakil Rektor I, Prof. Dr. Ir. Marwan, Ketua ARC Dr. Syaifullah Muhammad, MT, Surayya Kamaruzzaman, Ely Supriadi dan Dr. Muhammad Ilham Maulana ST MT.
Katua Atsiri Research Center Unsyiah, Dr. Syaifullah Muhammad, MT mengatakan, Aceh Selatan memiliki potensi minyak Nilam yang sangat bagus begitu juga dengan Pala. Dalam hal ini meski dimanfaatkan dan dikembangkan dengan baik dengan sistem yang modern.
“Apalagi Aceh Selatan memiliki varietas tersendiri yang tak dimiliki oleh Kabupaten lainnya,” ujarnya.
Dikatakan, pihaknya telah sukses melakukan pengembangan minyak Nilam dengan beberapa kabupaten/kota di Aceh seperti Aceh Utara, Aceh Jaya dan beberapa kabupaten lainnya. Selain itu Atsri Unsyiah juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun internasional.
“Kita telah mengkaji dan membuktikan sebelumnya, begitu pun dengan harga yang tak perlu dikhawatirkan lagi, sebab kita telah bekerja dengan banyak pihak,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap Aceh Selatan dapat mengembangkan minyak Nilam kembali dengan metode yang baru, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Kita siap membantu dan melatih masyarakat dalam mengembangkan penanaman Nilam, kita juga siap untuk melatih anak muda untuk kreatif dan produktif dalam memanfaatkan minyak nilam itu sendiri,” tuturnya.
Sementara itu, Plt Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran mengatakan, Aceh Selatan memang sejak dulu memiliki potensi minyak Nilam yang baik. Namun pasca konflik dan tsunami Aceh, harga nilam tidak lagi normal sehingga menyulitkan masyarakat. Begitu juga Pala yang saat ini masih banyak memiliki masalah, baik hama tanaman maupun pasarnya.
“Karena ARC Unsyiah telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, pasar punya, menjamin harga serta siap melatih masyarakat di Aceh Selatan, maka kita siap untuk mengembangkan minyak Nilam bersama ARC Unsyiah, apalagi banyak lahan kosong yang belum dikembangkan secara maksimal,” ungkap Tgk Amran.
Selain itu, Tgk. Amran juga meminta kepada Unsyiah agar dapat menjalin kerjasama dalam sektor peningkatan sumber daya kesehatan, terutama tenaga Farmasi di Rumah Sakit Yuliddin Away Tapatuan yang hingga saat ini masih kurang personil.
“Kepada Unsyiah kami berharap dapat menjadikan Rumah Sakit Yuliddin Away Tapaktuan menjadi salah satu Rumah Sakit magang dan praktik kampus, sehingga masalah kekurangan tenaga medis dapat teratasi segera,” harap Tgk. Amran.
Menanggapi permintaan itu, Wakil Rektor I Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Marwan, mengatakan, pihaknya siap menjalin kerjasama dengan Pemkab Aceh Selatan baik dalam sektor pertanian maupun kesehatan. Selain itu ia berharap Unsyiah dan Pemkab Aceh Selatan untuk dapat bersinergi di sektor-sektor lainnya.
“Kita siap bekerjasama terkait pengembangan minyak Nilam, Pala serta masalah tenaga kesehatan. Bahkan kita ingin terus bersinergi di sektor-sektor lainnya,” ucapnya.
Di akhir kegiatan, Plt Bupati Aceh Selatan didampingi pejabat Unsyiah diberi kesempatan melihat dan meninjau sistem pengembangan dan pengolahan minyak Nilam yang dimiliki oleh pihak kampus kebanggaan rakyat Aceh tersebut.