TheTapaktuanPost | Trumon Tengah. Tim sepakbola Pordela KMZ Ladang Rimba, Kecamatan Trumon Tengah merasa dirugikan atas keputusan wasit yang memimpin jalannya pertandingan di Turnamen Pemuda Seuneubok Cup 1 tahun 2023 di Gampong Seuneubok, Kecamatan Pasie Raja, Aceh Selatan.
Insident yang mengakibatkan kesebelasan Pordela KMZ walk out (WO) tersebut terjadi saat berlangsungnya laga panas antara Cobra Teupin Gajah vs Pordela KMZ di Lapangan Sepakbola Seuneubok, Pasie Raja, Kamis (8/6/2023) sore.
Suwarmin alias Tgk. Rawang, salah seorang suporter Pordela KMZ kepada TheTapaktuanPost Jum’at (9/6/2023) mengatakan, insident yang merugikan pihaknya itu terjadi sekitar menit “20 saat skor sudah 1 : 1. Saat itu, terjadi kemelut didepan gawang Pordela KMZ setelah pemain Cobra Teupin Gajah menerima umpan lambung dari rekannya.
Untuk mematahkan serangan lawan saat bola melayang di udara, penjaga gawang Pordela KMZ memilih keluar dari “sarangnya” sambil melompat menangkap bola. Namun naas, tubuh penjaga gawang Pordela KMZ tiba-tiba berbenturan dengan pemain cobra mengakibatkan penjaga gawang terguling-guling tergeletak diatas rumput hijau.
Bola yang lepas dari genggaman penjaga gawang bagaikan secepat kilat langsung ditendang oleh pemain Cobra FC merobek gawang Pordela KMZ. Sehingga kedudukan berubah menjadi 2 : 1 untuk kemenangan Cobra FC Teupin Gajah.
“Kami menganggap goal itu tidak sah, karena berdasarkan aturan FIFA penjaga gawang yang sedang mengamankan bola di arealnya tidak boleh diganggu oleh pemain lawan. Saat itu, kami sudah melayangkan protes keras baik kepada wasit maupun kepada pengawas pertandingan. Namun sayangnya, keberatan kami diabaikan begitu saja,” protes Tgk. Rawang.
Karena tak digubris, sambung Tgk. Rawang, akhirnya para pemain bersama pelatih dan tim manager serta seluruh suporter memilih walk out (WO) tidak bersedia lagi melanjutkan pertandingan.
Menurut Tgk. Rawang, keputusan itu diambil pihaknya setelah melalui diskusi dan pertimbangan matang demi untuk menghindari timbulnya hal-hal yang tak diinginkan.
Saat ditanya, apakah sudah melayangkan surat protes ke komisi disiplin (Komdis) Askab PSSI Aceh Selatan ? Tgk. Rawang mengatakan pihaknya merasa sudah apatis dan skeptis atas sikap Komdis Askab PSSI Aceh Selatan sehingga memilih tidak melayangkan surat protes lagi.
Soalnya, dalam turnamen sebelumnya merespon sikap wasit yang memimpin jalannya pertandingan merugikan pihaknya, telah pernah dilayangkan surat protes ke Komdis Askab PSSI Aceh Selatan. Namun sayangnya, surat yang dilayangkan tersebut justru tak di respon serius.
“Kami lebih memilih mempublikasikan persoalan yang terjadi berulang-ulang ini ke media massa, dengan harapan semoga ke depannya ada evaluasi dan perbaikan serius dalam setiap turnamen yang digelar melibatkan Askab PSSI Aceh Selatan,” pinta Tgk. Rawang.
Sementara itu, pengawas pertandingan dari Askab PSSI Aceh Selatan, Mahmuda, membantah tudingan yang menyebutkan keputusan wasit yang memimpin jalannya pertandingan antara Pordela KMZ vs Cobra FC di Turnamen Pemuda Seuneubok Cup 1 tahun 2023 sengaja merugikan salah satu pihak.
Menurutnya, keputusan yang diambil wasit sudah sangat tepat dan benar, karena bola yang hendak dikuasai atau hendak diamankan oleh penjaga gawang Pordela KMZ tersebut berada di kotak 16 meter bukan di kotak 5 meter.
“Perlu diketahui bahwa yang tidak boleh diganggu pergerakan penjaga gawang mengamankan bola itu adalah di kotak 5 meter (kotak kecil). Sementara insiden benturan itu terjadi di kotak 16 meter (kotak besar) sehingga sudah benar keputusan wasit menganggap itu bukan pelanggaran,” tegas Mahmuda.
Mahmuda mengaku, hal itu sudah berulang kali dijelaskan kepada para pemain dan tim official Pordela KMZ, namun tetap saja tidak dapat diterima hingga akhirnya memilih walk out (WO).
“WO itu bukan pada saat skor 2 : 1 tapi saat skor 3 : 1 kemenangan Cobra FC,” bantah Mahmuda.
Karena setelah insident kemelut dimuka gawang Pordela KMZ itu, kata Mahmuda, pertandingan dilanjutkan lagi dan dipenghujung babak 1 Cobra FC kembali menambah gaol sehingga skor menjadi 3 : 1. Disaat masuk babak ke 2 lah tim Pordela KMZ tidak mau lagi melanjutkan pertandingan alias WO.
“Atas keputusan itu, tim Pordela KMZ langsung gugur dan turnamen tetap terus berlanjut,” pungkasnya.
Namun saat dimintai konfirmasi ulang terkait posisi skor 3 : 1, Suwarmin alias Tgk. Rawang mengatakan, tambahan satu goal lagi oleh tim Cobra FC sehingga kedudukan skor menjadi 3 : 1 terjadi disaat posisi tim manager dan pelatih serta sebagian pemain sedang melancarkan aksi protes keras di meja pengawas atau inspektur pertandingan (IP).
Saat itu, kata Tgk. Rawang, perhatian pemain Pordela KMZ sedang tertuju ke meja IP karena pelatih dan tim managernya sedang memprotes keras dugaan kecurangan saat goal kedua sehingga skor 2 : 1.
“Seharusnya wasit menghentikan pertandingan sejenak karena sedang terjadi kemelut di meja IP. Tapi sayangnya pertandingan justru terus dilanjutkan sehingga kembali terjadi goal ketiga makanya skor menjadi 3 : 1,” beber Tgk. Rawang.
“Atas dasar itulah kami memutuskan WO tidak mau melanjutkan lagi babak ke 2, karena dua kali goal itu terjadi secara tidak sportif dan fair play,” pungkasnya.