Pasca Menerima Keluhan Petani, Anggota DPRA Irpannusir Tinjau Irigasi Krueng Baru

TheTapaktuanPost | Labuhanhaji Barat. Merespon keluhan ratusan petani akibat suplai air ke lahan sawah mereka tidak maksimal sehingga terkendala mengolah sawah saat musim tanam, Anggota DPRA dapil IX dari Fraksi PAN, Irpannusir, turun langsung meninjau fasilitas irigasi di aliran Sungai Krueng Baru, Kecamatan Labuhanhaji Barat, Rabu (4/8/2021).

Saat melakukan “blusukan” tanpa terjadwal alias tiba-tiba itu, Ketua Komisi II DPRA ini turut didampingi Camat Labuhanhaji Barat, Said Suhardi, Keujren Blang Baru pak Yus dan para keuchik serta sejumlah masyarakat Kemukiman Blang Baru dan Kemukiman Kuta Trieng.

Bacaan Lainnya

Irpannusir mengatakan, peninjauan langsung ke DI irigasi Krung Baru ini untuk mencari solusi terkait keluhan masyarakat tani setempat tentang intensitas kecukupan air yang selalu terkendala diwaktu masa tanam, terutama sekali saat terjadinya terjangan banjir pasca meluapnya aliran sungai.

Ia mengaku, sejak beberapa bulan terakhir pihaknya sering menerima keluhan dari para petani di wilayah setempat terkait tidak lancarnya suplai air ke lahan sawah mereka, karena telah terjadi kerusakan dibeberapa bagian fasilitas irigasi terutama sekali di pintu utama yang berada dipinggir aliran sungai Krueng Baru.

“Para petani selalu mengeluh setiap musim tanam padi, karena air yang mengairi ke sawah mereka selalu tidak cukup,” kata Irpannusir kepada TheTapaktuanPost di lokasi.

Ia menyebutkan, fasilitas irigasi ini merupakan sumber air satu-satunya yang mengairi air ke sawah masyarakat di tujuh gampong masing-masing Gampong Pante Geulima, Kuta Trieng, Iku Lhung, Suak Lokan, Pulo Ie, Blang Baru dan Blang Poroh di dua kemukiman dalam Kecamatan Labuhanhaji Barat yaitu Kemukiman Blang Baru dan Kemukiman Kuta Trieng dengan total luas areal sawah lebih kurang 350 hektar.

Untuk tetap mendapatkan suplai air, lanjut Irpannusir, para petani setempat setiap 6 bulan sekali terpaksa harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 15 juta secara patungan menyewa alat berat untuk membuat tanggul sementara di pintu irigasi agar air bisa maksimal masuk ke irigasi yang mengairi sawah di wilayah setempat.

Namun sayangnya, tanggul yang dibuat secara swadaya tersebut dengan cara menumpukkan material pasir dan batu (sirtu) dari sungai tersebut hanya bertahan paling lama sekitar 1 bulan, kemudian rata kembali akibat di terjang arus sungai.

“Oleh sebab itu, masyarakat sangat berharap kepada Pemerintah Provinsi Aceh melalui Dinas Pengairan Aceh, agar segera membangun tanggul permanen di pintu irigasi aliran sungai Krueng Baru, sehingga air bisa lebih maksimal mengalir ke sawah masyarakat,” ungkap Irpannusir mengutip permintaan petani setempat seraya menyatakan komitmennya siap mengalokasikan anggaran pokok-pokok pikiran (Pokir) pribadinya memaksimalkan pembangunan fasilitas infrastruktur yang saat ini sangat dibutuhkan petani setempat.

Pos terkait