TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Sosok Ny. Khailida Amran S.Pdi rupanya bukan hanya sukses mendampingi Bupati Aceh Selatan Tgk. Amran. Tapi lebih dari itu, perempuan yang berprofesi sebagai Guru Bahasa Inggris di sebuah sekolah negeri di Aceh Selatan itu, ternyata juga piawai dan mahir dalam meracik masakan. Setelah di cicipi, rasanya pun lezat minta ampun.
Keahlian dan kepiawaian yang “tersembunyi” dari sosok istri orang nomor satu di Aceh Selatan ini, terungkap pada saat TP-PKK Aceh Selatan bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pariwisata mempersiapkan masakan khas tradisional “Rabe Jukud” di Pendopo Bupati, Tapaktuan, Jum`at (22/1/2021).
Amatan TheTapaktuanPost, dengan santainya Khailida Amran langsung mengaduk bumbu-bumbu dan berbagai jenis bahan masakan lainnya yang telah di sediakan di atas meja. Sementara daging kerbau yang sudah di potong kecil-kecil di memasukkan ke dalam tempat memasak yang telah di masukkan air mendidih di atas kompor gas.
Secara perlahan-lahan dan bertahap, Khailida Amran terus menambah berbagai jenis bumbu-bumbu masak yang di aduk langsung menggunakan tangannya itu, sembari terus mencicipi bumbu mentah itu dengan ujung lidahnya. Karena memang sudah berpengalaman dan professional, dalam hitungan menit masakan khas tradisional “Rabe Jukud” ini telah siap di hidangkan.
Masakan “Rabe Jukud” (anyang daging) ini merupakan masakan khas tradisional asal Manggamat, Kecamatan Kluet Tengah yang diolah dari daging kerbau. Rabe Jukud identik dengan masakan daging rendang.
Namun “Rabe Jukud” ini bumbunya adalah menggunakan bumbu mentah. Biasanya masyarakat Manggamat menjadikan masakan ini sebagai tradisi di waktu mau menyambut meugang yakni saat perayaan satu atau dua hari hendak menyambut bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Bahan yang digunakan adalah daging kerbau 3 on, bawang merah 3 siung, kelapa gongseng 2 on, cabe rawit 10 biji, jahe secukupnya, ketumbar secukupnya, batang serai 5 potong dan garam secukupnya.
Cara memasaknya adalah potong daging kecil-kecil lalu di cuci sampai bersih, lalu rebus matang dan setelah masak lalu di keringkan. Aduk dengan bumbu mentah yang sudah dialuskan. Tambah garam dan tambah kelapa gongseng. Kemudian masukkan ke dalam piring dan masakan sudah siap untuk di sajikan.
Saat di wawancarai seusai meracik masakan itu, Khailida Amran mengatakan, masakan ini merupakan salah satu dari 30 jenis masakan khas tradisional yang sedang dipersiapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Selatan melalui instansi terkait untuk mengikuti event wisata dengan tema “Aceh Hebat Melalui Ragam Pesona Atraksi Wisata 2021” yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh sepanjang tahun 2021 ini.
Namun sebelum ke-30 jenis masakan khas tradisional itu di siapkan seluruhnya, pihak panitia event wisata Provinsi Aceh, meminta pada setiap kabupaten/kota di Aceh agar segera mengirimkan satu jenis masakan khas tradisional unggulan untuk di daftarkan dan di patenkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Kita akan mengirimkan masakan khas tradisional “Rabe jukud” asal Manggamat, Kecamatan Kluet Tengah untuk di daftarkan dan di patenkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Semoga masakan khas tradisional unggulan kita ini, menjadi ikon baru sekaligus menjadi bukti bahwa Aceh Selatan memiliki ragam kekayaan budaya, adat istiadat serta masakan khas tradisional,” pungkas Khailida Amran.
10 Masakan Khas Telah di Siapkan
Dalam rangka mengikuti event wisata terdiri dari 3 top event nasional yaitu (Festival Ramadhan, Aceh Culinary Festival dan Festival Seudati), Top ten event Aceh 2021 dan event unggulan Aceh 2021 dengan tema “Aceh Hebat Melalui Ragam Pesona Atraksi wisata 2021” yang akan di gelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh sepanjang tahun 2021, Pemkab Aceh Selatan melalui dinas terkait telah mempersiapkan 10 dari 30 jenis masakan khas tradisional yang akan di tampilkan di event tersebut.
Ke-10 jenis masakan khas tradisional yang telah di persiapkan tersebut adalah Rabe Jukud asal Manggamat Kluet Tengah, Seungkoe Geu Seumuleng asal Kluet Selatan, Gule Bunot asal Kluet Utara, Gule Maman asal Kluet Timur, Gule Jangko asal Labuhanhaji Barat, Gulai Boh Geuruda asal Pasie Raja, Apam Peunekut asal Bakongan, Subang Gadeng asal Trumon, Aie Banie asal Samadua dan Juice Nipah asal Kluet Selatan.
“Sejauh ini, baru 10 jenis masakan khas tradisional yang telah kita siapkan. Sedangkan 20 lagi sedang dalam proses persiapan. Jika sudah rampung juga segera akan kita kirimkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh,” kata Kabid Pengembangan Destinasi Wisata pada Dinas Pariwisata Aceh Selatan, Harun Rasyid SE,M.Si.