TheTapaktuanPost | Banda Aceh. Komisi V DPRA melakukan rapat membahas KUA-PPAS APBA 2021 dengan mitra kerja, Dinas Kesehatan Aceh, Jumat (14/8/2020).
Rapat itu dipimpin Ketua Komisi V, M Rizal Falevi Kirani. Sedangkan dari Dinas Kesehatan Aceh datang langsung kepala dinas, dr Hanif, sekretaris dan para kabid.
Pada saat melakukan penyisiran anggaran, Komisi V menemukan adanya pengurangan untuk lima anggaran pembangunan rumah sakit (RS) regional di Aceh. Mereka pun berang.
Kelima RS itu tersebar di Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Tengah, Bireuen dan Langsa. Dari lima daerah itu, hanya RS di Aceh Selatan, Aceh Barat, dan Aceh Tengah yang hampir rampung.
Anggota Komisi V DPRA, Tarmizi SP mengatakan pada saat pembahasan pihaknya melihat anggaran pembangunan RS Regional sangat kecil.
Untuk lima rumah sakit itu, kata Tarmizi, hanya tersedia Rp 80 miliar. Mereka mempertanyakan kepada dinas mengapa anggaran pembangunan RS Regional tersebut makin kecil dan seperti tidak menjadi prioritas.
Adapun dana itu dibagi untuk RS Regional Langsa Rp 20 miliar, RS Regional dr Yuliddin Away Tapaktuan Rp 20 miliar, RS Aceh Tengah Rp 10 miliar, RS Regional Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat Rp 20 juta dan RS Regional dr Fauziah Bireuen Rp 10 miliar.
“Kita berharap untuk tahun 2021 bisa dianggarkan minimal Rp 50 miliar untuk Aceh Selatan, itu sudah selesai tahun 2022. Untuk Aceh Barat butuh 100 miliar. Kalau Aceh Tengah butuh sedikit lagi. Tapi faktanya hanya dianggarkan 20 miliar. Ternyata sangat kecil,” ungkap Tarmizi.
Politisi Partai Aceh menilai TAPA tidak serius dan main-main dalam pembangunan. Informasi yang didapat dari dinas, dana itu dipangkas oleh TAPA yang ketuanya Sekda Aceh, dr Taqwallah. “Mereka lebih fokus kepada pembangunan yang kurang prioritas,” kata Tarmizi.
Menurutnya, RS Regional wajib segera difungsikan mengingat sekarang RSUDZA sangat kewalahan menanggani pasien. Dia mengatakan RSUDZA hanya menyediakan 738 bed. Sedangkan tiap hari pasien yang berobat lebih seribu.
“Sangat sayang masyarakat. Kalau mereka serius, pembangunan RS Regional dimultiyearskan saja. Karena yang butuh pelayanan kesehatan itu manusia bukan binatang,” kata dia sedikit emosi.
“Pak Sekda Selaku Ketua TAPA harus paham itu. Kami komisi V kecewa sekali dan mendesak TAPA untuk prioritaskan pembangunan RS Regional,” pungkasnya. (Serambinews)