Masyarakat Ancam Bongkar Paksa PPI Kuala Ba’U, Jika Abrasi Pantai Tak Segera Ditangani

  • Whatsapp

TheTapaktuanPost | Kluet Utara. Masyarakat yang bermukim di sepanjang bibir pantai Desa Kuala Ba’U, Kecamatan Kluet Utara, Aceh Selatan mengancam akan membongkar paksa tanggul Break Water PPI di desa setempat.

Ancaman itu dilontarkan sebagai bentuk kekecewaan masyarakat setempat, karena keberadaan Break Water PPI dimaksud, bukan menguntungkan masyarakat nelayan setempat, melainkan sebaliknya justru makin menambah sengsara masyarakat.

“Tolong sampaikan kepada pihak pemerintah, jika bencana abrasi pantai ini tak segera ditangani. Maka lebih baik bongkar saja Break Water PPI ini. Dari pada makin bertambah parah terjangan air laut ke pemukiman penduduk,” kata Panglima Laot Lhok Kluet Utara, Zamhuri, yang secara khusus menghubungi TheTapaktuanPost, Rabu (20/5/2020).

Menurutnya, perencanaan pembangunan PPI Kuala Ba’U yang sudah terlantar sejak 6 tahun lalu tersebut dinilai keliru atau salah teknis sejak dari awal, karena lebih dulu dibangun Break Water arah ke dalam membelah lautan dari pada pembangunan tanggul disepanjang bibir pantai.

Akibatnya, disaat musim barat yang ditandai kencangnya angin disertai tingginya gelombang, makin memperparah terjadi abrasi pantai. Karena dengan keberadaan Break Water ditengah laut, membuat arus laut semakin tajam menghantam pesisir daratan, sementara tanggul penahan ombak di sepanjang pesisir daratan belum di bangun secara maksimal kecuali hanya sekitar 600 meter saja, dimana sekitar 200 meter diantaranya telah amblas dalam laut.

“Ibaratnya, proyek pembangunan PPI Kuala Ba’U ini ke langit tak sampai ke bumi tak sampai. Serba tanggung. Yang ada justru masyarakat makin menderita dan sengsara. Proyek yang sudah terlantar 6 tahun lalu ini, sampai sekarang tidak ada kelanjutan lagi untuk dirampungkan,” sesalnya.

6 Rumah Terancam Amblas

Zamhuri mengungkapkan, akibat makin parah terjadi abrasi pantai di pesisir laut Desa Kuala Ba’U selama ini, sekitar seluas 20 meter tanah daratan dengan panjang sekitar 700 meter lebih yang terus di kikis dan diterjang air laut selama ini, saat ini kondisinya telah amblas ke dasar laut. Sekitar 500 batang pohon kelapa yang berdiri diatas tanah itu telah tumbang diterjang ombak besar dan ganas lalu hanyut dibawa arus.

“Sebanyak 6 unit rumah penduduk yang bermukim di sepanjang bibir pantai telah rusak dihantam abrasi. Jika tak segera direlokasi rumah-rumah ini terancam hanyut ke laut. Jika terus berlanjut, juga mengancam keberadaan badan jalan desa. Jika sudah melewati badan jalan desa, maka di depannya terdapat ratusan rumah penduduk, termasuk rumah saya,” beber Zamhuri.

Karena itu, sambungnya, masyarakat setempat sangat berharap kepada pemerintah kabupaten maupun provinsi, segera melanjutkan program pembangunan PPI Kuala Ba’U tersebut hingga rampung, jangan serba tanggung seperti sekarang ini.

Kelanjutan pembangunan PPI dimaksud, prioritas utamanya diharapkan adalah pembangunan kembali tanggul disepanjang bibir pantai sekitar 700 meter, untuk menahan secara maksimal terjangan ombak laut yang kencang dan ganas pasca telah ada tanggul Break Water menjorok ke laut.

“Sebenarnya, di sepanjang bibir pantai ini sebelumnya telah dibangun tanggul sekitar 600 meter. Tapi kondisinya saat ini telah tenggelam tertutup pasir, bahkan sekitar 200 meter diantaranya telah amblas hilang ditelan arus laut,” pungkasnya.

Pos terkait