TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Pemkab Aceh Selatan menggelar upacara peringatan HUT ke-100 petugas pemadam kebakaran (Damkar) di Lapangan Naga, Kota Tapaktuan, Kamis (28/3/2019).
Upacara peringatan hari jadi petugas pemadam yang mengusung slogan “Pantang pulang sebelum api padam” itu, menghadirkan inspektur upacara, Bupati Aceh Selatan H. Azwir S.Sos dan komandan upacara Kalak BPBD, Cut Syazalisma S.STP dengan perwira upacara sekretaris BPBD, Suhaidi SE.
Menariknya, HUT damkar ke-100 di Kabupaten Aceh Selatan tersebut, dirangkai dengan berbagai atraksi dan simulasi yang menyedot perhatian tamu undangan yang hadir. Seluruh rangkaian kegiatan ini diperagakan oleh petugas damkar yang bernaung di bawah BPBD Aceh Selatan.
Pertama adalah simulasi pemadaman kebakaran rumah dalam pemukiman padat penduduk yang duplikatnya dibuat dipinggir lapangan upacara yang diperagakan oleh puluhan petugas menggunakan armada pemadam kebakaran bersama petugas PMI dan petugas BPBD.
Dihadapan Bupati H. Azwir S.Sos dan puluhan tamu undangan lainnya, dengan cekatan dan kecepatan tinggi puluhan petugas bersama armada pemadam, langsung bergerak ke tengah lapangan setelah mendapat laporan telah terjadi kebakaran rumah penduduk.
Proses pemadaman rumah tersebut sempat jatuh korban dari petugas damkar saat mencoba mengevakuasi salah seorang korban dari dalam rumah yang terbakar. Setelah berhasil mengeluarkan korban dari dalam rumah, petugas damkar tersebut terlihat langsung terjatuh sehingga harus ditandu oleh rekan-rekannya ke mobil ambulance PMI.
Selain itu, rangkaian HUT ke-100 tersebut juga menampilkan atraksi permainan api, tarian air mobil damkar, yel-yel pasukan damkar dan formasi 100 berdiri dan tidur.
Tidak hanya itu, rangkaian hari jadi damkar Aceh Selatan tahun 2019 ini juga turut dirangkai dengan acara pemotongan tumpeng oleh Bupati H. Azwir S.Sos.
Pemotongan tumpeng sebagai bentuk tanda penghargaan tersebut masing-masing diberikan kepada Hasnan, atas pengabdian selama 32 tahun sebagai petugas damkar sejak damkar dibentuk di Aceh Selatan tahun 1987.
Kemudian, diberikan kepada Syamsul Rizal, atas dedikasi yang tinggi terhadap satuan damkar walaupun dalam kondisi sakit dan dengan pergerakan yang terbatas namun tetap bersemangat menjalankan tugas memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Terakhir diberikan kepada Hendrizal atas dedikasi dan pengabdian tanpa pamrih dalam bertugas ditunjukkan pada saat penanganan banjir dikawasan Trumon akhir Desember 2018 lalu meskipun dalam kondisi sangat kelelahan setelah berhari-hari melaksanakan evakuasi korban bencana namun tetap menolak pemberian uang dari masyarakat yang diseberangkan dari banjir.
Selanjutnya, Bupati Aceh Selatan H. Azwir S.Sos didampingi pejabat daerah lainnya, juga berkesempatan melepaskan sebanyak 50 buah balon ke udara, bagian dari perayaan hari jadi damkar ke-100 tersebut.
Dalam kesempatan itu, juga turut dilakukan penandatanganan naskah kerja sama (MoU) dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran antara Pemkab Aceh Selatan dengan pimpinan instansi pemerintah dan BUMN yang turut disaksikan langsung oleh Bupati H. Azwir S.Sos.
Pihak-pihak yang terlibat menandatangani MoU tersebut antara lain adalah pimpinan Bank Aceh, pimpinan Bank BRI, Manager PLN Cabang Tapaktuan, Kepala Perum Pegadaian dan Kalak BPBD Aceh Selatan.
Sejarah Damkar Aceh Selatan
Pada moment HUT ke-100 tahun 2019 ini, juga turut dipaparkan sejarah singkat terbentuknya pemadam kebakaran Aceh Selatan.
Pada tahun 1969 pernah terjadi peristiwa kebakaran di Pasar Baru Tapaktuan, dimana musibah kebakaran itu tidak dapat tertangani dengan maksimal karena belum terbentuk satuan damkar yang dilengkapi petugas serta armadanya.
Satuan tugas damkar baru terbentuk di daerah itu pada tahun 1987 diera kepemimpinan Plt. Bupati Zainal Abidin. Satuan damkar saat itu berada dibawah binaan bagian umum Setwilda dibawah pimpinan Rizal SH.
Satuan damkar ini dikendalikan oleh 6 orang putra terbaik Aceh Selatan bermodal 1 unit mobil pemadam kebakaran yang sampai saat ini masih berfungsi dan menjadi legenda. Armada damkar 01 yang dikalangan internal biasa dipanggil “pak tua” itu sampai saat ini masih eksis dan masih tangguh memadamkan api. Mobil ini ditempatkan di Pos Damkar 05 Bakongan.
13 tahun kemudian, seiring perubahan tata kelola pemerintahan pada tahun 2000 fungsi pemadam kebakaran digabungkan pada fungsi bagian keamanan dan ketertiban Setdakab Aceh Selatan.
Beberapa bulan kemudian di tahun 2001, damkar digabung lagi dengan Satpol PP menjadi Kantor Satpol PP dan Pemadam Kebakaran dibawah pimpinan Wan Nyak Mideun.
Kapasitas pemadam semakin ditingkatkan untuk mendukung pelaksanaan tugas dibentuklah 5 pos damkar yakni Tapaktuan, Labuhanhaji, Meukek, Kota Fajar dan Bakongan.
Hingga akhirnya, pada tahun 2014 setelah bergabung dengan BPBD dibawah pimpinan Cut Syazalisma S.STP, sub bidang damkar terus berbenah dengan ditambah 2 pos lagi sehingga saat ini telah terdapat 7 pos dengan kekuatan personil sebanyak 75 orang serta diperkuat oleh 9 armada.
Kalak BPBD Aceh Selatan, Cut Syazalisma S.STP mengatakan, untuk memeriahkan acara peringatan HUT ke-100 tersebut pihaknya juga turut mengundang damkar Abdya, Subulussalam dan Singkil, namun sayangnya yang hadir hanya damkar Abdya dan Subulussalam sedangkan Singkil memilih tidak ikut serta tanpa sebab yang jelas.
“Kita sengaja mengundang kawan-kawan damkar dari kabupaten/kota tetangga, agar jalinan silaturahmi terjalin lebih erat lagi dengan demikian koordinasi dan komunikasipun lebih mudah. Hal ini penting karena jika sewaktu-waktu terjadi musibah kebakaran di wilayah perbatasan masing-masing daerah, upaya penanganan dari masing-masing pihak lebih maksimal,” pungkasnya.