TheTapaktuanPost | Sawang. Masyarakat petani pala dan nilam di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh, mengeluhkan harga komoditas produk pertanian khususnya komoditi pala yang merupakan sector pertanian unggulan yang menjadi “primadonanya” masyarakat setempat masih tetap stabil tidak mengalami peningkatan secara signifikan dan komoditi minyak nilam terus turun saat ini.
Sementara disisi lain, kondisi pandemic Covid-19 saat ini masyarakat sedang dihadapkan pada kondisi kesulitan ekonomi dampak wabah virus corona masih melanda negeri ini. Buktinya, harga sejumlah kebutuhan pokok terus merangkak naik, sementara daya beli masyarakat terus menurun.
Informasi dihimpun TheTapaktuanPost dari sejumlah pedagang komoditi Pala dan Nilam di Kecamatan Sawang, Aceh Selatan, sejak pandemic Covid-19 melanda dunia, pusaran harga minyak pala (Myristica fragrans) masih tetap stabil. Sementara harga pasaran minyak nilam (atsiri) sedikit mengalami penurunan sejak tiga bulan terakhir.
Harga jual minyak pala kepada agen penampungan masih stabil dan bertengger diangka Rp. 550.000/Kg. Sementara minyak Nilam sedikit turun dibandingan tiga bulan lalu yaitu harga sekarang Rp. 700.000/kg.
“Sejak tiga bulan terakhir, harga jual minyak Pala kepada agen penampung masih bertahan Rp. 550.000/kg. Kalau penampungan di Medan, Sumatera Utara kisaran Rp. 600.000/kg. Beda halnya dengan minyak nilam, bulan Juni lalu tembus Rp. 750.000 – Rp. 780.000/kg. Saat ini meluncur turun Rp. 700.000/kg,” urai Syafrijal Hasan kepada TheTapaktuanPost di Sawang, Senin (31/8/2020).
Menurutnya, selama harga minyak pala masih stabil, harga beli pala mentah dan kering juga tidak mengalami perubahan. Namun ia yang bergelut dibidang pegiat usaha micro, penampungan bahan baku dari petani tetap masih berjalan lancar sesuai harga pasaran.
Secara detail Muhib (50), salah seorang pedagang pengumpul hasil bumi di Kecamatan Sawang memberi rincian tentang daya beli pala mentah dan kering. Harga jual/beli pala mentah bulan Agustus 2020 hanya berkisar antara Rp. 16.000 – Rp 16.500/kg atau Rp. 20.000 – Rp. 21.000/bambu.
Ia juga mengulas harga pembelian pala kering dan bunga pala (puli). Disebutkan harga pala kering kecil-kecil muda (ADP) hanya Rp 55.000 – Rp 60.000/kg. Sedangkan pala jenis sedang (B) Rp 36.000 – Rp 37.500/kg. Sementara pala hitam jenis A Rp 38.000/kg.
“Bunga (puli) pala merah harga maksimalnya saat ini hanya Rp. 190.000 – Rp. 200.000/kg. Sedangkan bunga kering bersih Rp. 170.000 – Rp. 175.000/kg. Kalau bunga cincang lebih murah karena bercampur buah muda dimana harganya berkisar antara Rp. 80.000 – Rp. 100.000/kg sesuai kondisi komoditas yang tersedia,” terang Muhib.
Beberapa petani pala mengatakan, biasanya ketika musim panen bukan buah lebat harga komoditi pala selalu melonjak naik. Namun saat wabah pandemi Covid-19 yang masih melanda saat ini, berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani di wilayah itu.
“Selama tiga bulan terakhir, harga komoditas pertanian seperti pala dan nilam tidak mengalami kenaikan signifikan. Sedangkan harga kebutuhan pokok terus melonjak. Semoga wabah virus corona ini segera berakhir, sehingga perekonomian masyarakat akan stabil kembali,” harap beberapa petani di wilayah itu. (Sudirman Hamid)