TheTapaktuanPost | Myanmar. Juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Myo Nyunt, mengatakan militer kini menguasai ibu kota setelah menahan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh penting pemerintah pagi tadi.
“Militer tampaknya menguasai ibu kota sekarang,” katanya dikutip dari CNN, Senin, 1 Februari 2021.
Penangkapan ini berlangsung setelah ketegangan yang meningkat antara pemerintah sipil dan militer dalam beberapa hari terakhir. Ketegangan dipicu oleh militer yang menuduh ada kecurangan dalam pemilihan umum.
NLD mengklaim kemenangan setelah pemilu pada November 2020, pemungutan suara demokratis kedua di negara itu sejak berakhirnya kekuasaan militer pada 2015.
Ketegangan antara militer dan pemerintah sejatinya dimulai menjelang pemilu. Saat itu militer mengeluh tentang Komisi Pemilihan Umum (UEC) yang dianggap memiliki manajemen buruk dalam persiapan pemungutan suara dan meragukan apakah pemilu akan berjalan bebas dan adil.
Setelah NLD, partai Aung San Suu Kyi, menang telak dalam pemilihan umum, militer menyerukan penyelidikan terhadap proses pemungutan suara karena partai oposisi, USDP, menuding ada kecurangan. Namun militer dan USDP mengeluh bahwa seruan mereka itu tidak didengarkan.
Ketegangan kian meningkat setelah juru bicara angkatan bersenjata Myanmar, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, menolak untuk mengesampingkan kemungkinan kudeta militer jika permintaan penyelidikan atas dugaan kecurangan pemilu tidak dipenuhi. (tempo.co)