TheTapaktuanPost | Samadua. Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-34 tingkat Kabupaten Aceh Selatan yang berlangsung di Lapangan Sepak Bola Gema, Gampong Jilatang, Kecamatan Samadua memberi dampak ganda (Multiplier effect) bagi daerah dan masyarakat setempat.
Tidak saja membawa manfaat bagi penguatan dakwah (syiar) islam dengan cara terus mendalami ilmu Al-quran, juga membawa berkah bagi perekonomian masyarakat dengan meningkatnya daya beli ditengah-tengah masyarakat setempat.
“Perputaran uang pedagang di seputaran arena MTQ ini mencapai ratusan juta rupiah per harinya,” kata T. Mudasir salah seorang panitia pelaksana kepada wartawan di arena MTQ, Senin (18/3/2019).
Menurutnya, cipratan rezeki yang diterima masyarakat setempat tidak saja dari hasil berjualan di seputaran arena MTQ, tapi juga dari biaya konsumsi para kafilah dan official serta dewan juri yang disediakan langsung oleh masing-masing masyarakat yang rumahnya dijadikan sebagai tempat pemondokan para peserta MTQ.
“Demi untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, pihak panitia sengaja menyerahkan pengadaan konsumsi para kafilah kepada masyarakat,” tegas mantan anggota DPRK Aceh Selatan ini.
Demikian juga terkait keberadaan para pedagang makanan dan minuman serta barang-barang lainnya di arena MTQ.
T. Mudasir mengatakan, dalam arena MTQ yang dipusatkan di Lapangan Sepak Bola Gema, Gampong Jilatang, Samadua secara khusus disediakan lapak tempat berjualan bagi para pedagang yang berasal dari Kecamatan Samadua.
Sedikitnya, ada sebanyak 30 lapak tempat para pedagang berjualan makanan dan minuman dalam arena MTQ. Ditambah lagi sejumlah lapak lainnya tempat pedagang berjualan barang-barang pakaian, sepatu dan asesoris.
“Prioritas utama para pedagang yang membuka usaha dalam arena MTQ adalah yang berasal dari Kecamatan Samadua. Sebagian lainnya ada yang berasal dari Medan, Sumatera Utara,” ungkap T. Mudasir.
Atas dasar itulah, lanjut T. Mudasir, estimasi perputaran uang mencapai ratusan juta rupiah per hari dampak dari pelaksanaan MTQ tersebut bukan tak beralasan.
Ia lantas menunjukkan salah satu bukti dengan cara mewawancarai salah seorang pemilik warung kopi yang diberi nama “Kopi Andung” yang membuka lapak usaha di arena MTQ.
Berdasarkan pengakuan pemilik warung kopi tersebut, selama berjualan di arena MTQ omsetnya per hari mencapai Rp. 1 juta.
“Jika dihitung dari mulai pagi sampai tengah malam nanti, omset bisa tembus Rp 1 juta,” ujar pemilik warung kopi andung.
Apresiasi Pemkab
Sementara itu, Ketua Forum Keuchik Kecamatan Samadua, Afrizal menyatakan bahwa, pihaknya memberi apresiasi yang luar biasa kepada Pemkab Aceh Selatan telah memilih Kecamatan Samadua sebagai tuan rumah pelaksanaan MTQ ke-34.
Menurutnya, pelaksanaan MTQ tersebut telah memberi keuntungan yang berlipat ganda bagi masyarakat setempat.
Sebab, untuk mendukung pelaksanaan MTQ tersebut, Pemkab Aceh Selatan telah membuka ruas jalan baru dari pinggir pantai yang akses jalannya langsung tembus ke arena MTQ. Dimana disepanjang badan jalan itu telah dipasang batu gajah sebagai pengaman pantai.
Kemudian, Pemkab Aceh Selatan juga telah membebaskan lahan baru seluas 6.000 meter disamping lapangan sepak bola Gema lokasi digelarnya MTQ tersebut. Dengan demikian, Lapangan Sepak Bola yang ke depannya dipersiapkan sebagai stadion sepak bola kabupaten tersebut, saat ini telah memiliki lapangan dengan luas mencapai 1,5 hektar.
“Pelaksanaan MTQ ini benar-benar membawa manfaat ganda bagi masyarakat Samadua,” ungkap Afrizal.
Dalam kesempatan itu, Afrizal kembali menegaskan bahwa, masyarakat Samadua juga mendukung penuh rencana Bupati Aceh Selatan H. Azwir S.Sos akan memperjuangkan Aceh Selatan sebagai tuan rumah pelaksanaan MTQ tingkat provinsi Aceh tahun 2021 mendatang.
“Bahkan, demi mempersiapkan lokasi MTQ tingkat provinsi tersebut, masyarakat Samadua juga telah memberi persetujuan pembebasan lahan seluas 1 hektar lagi di seputaran Lapangan Sepak Bola Gema ini,” pungkas Afrizal.