TheTapaktuanPost | Kluet Tengah. Pemerintah Gampong Alue Keujruen, Kemukiman Manggamat, Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan telah mengalokasikan dana desa (DD) tahun 2021 untuk memperbaiki kerusakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang merupakan sumber energi utama menyuplai arus listrik ke rumah penduduk setempat.
“Kami telah mengalokasikan dana desa tahun 2021 sebesar Rp. 100 juta memperbaiki PLTS bantuan kementerian yang rusak sejak tahun 2018 lalu,” kata Keuchik Alue Keujruen, Agustaria Bangun, kepada TheTapaktuanPost di Alue Keujruen, Sabtu (6/3/2021).
Hal itu disampaikan Keuchik Alue Keujruen disela-sela mendampingi Bupati Aceh Selatan Tgk. Amran meninjau fasilitas pembangkit listrik tenaga surya bantuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang dibangun dari sumber anggaran Bandes di gampong setempat.
PLTS berkapasitas 20 kilo watt peak (kWp) yang dibangun oleh Kementerian ESDM RI melalui Dirjen Energi Baru Terbarukan pada tahun 2016 lalu tersebut mengalami kerusakan di salah satu komponen pengalir arus dari solar cell ke battery penyimpan arus (ACCU). Kerusakan ini terjadi persis setelah selesainya masa uji coba selama 1 tahun.
“Kerusakan terjadi persis setelah selesainya masa uji coba selama 1 tahun, sehingga kerusakannya tidak lagi menjadi tanggungjawab pihak penyedia,” ungkapnya seraya menyebutkan dari hasil koordinasi pihak pemerintah gampong setempat dengan pihak penyedia jasa di Jakarta, penggantian salah satu komponen yang rusak tersebut membutuhkan anggaran sebesar Rp. 75 juta.
“Itu belum termasuk ongkos kirim dan biaya pemasangan. Jadi kalau di totalkan mencapai Rp. 100 juta,” tambahnya.
Akibat terjadi kerusakan ini, suplai arus listrik ke rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum lainnya di gampong sangat terpencil dan terisolir di Aceh Selatan tersebut terpaksa secara full non stop dari PLTMH yang dibangun di aliran sungai gampong setempat. Padahal sebelumnya, suplai arus listrik mampu dihasilkan dari 2 sumber yakni PLTS dan PLTMH sehingga arus listrik yang dihasilkan lebih maksimal.
“Sebelum terjadi kerusakan, suplai arus listrik dapat dibagi dua yaitu pada malam hari dari PLTS dan pagi hari dari PLTMH. Setelah PLTS rusak, terpaksa secara full dari PLTMH, sehingga tidak maksimal lagi,” ungkapnya.
Karena itu, pihaknya harus mengambil langkah cepat memperbaiki kerusakan salah satu komponen PLTS tersebut. Terlebih selama PLTS rusak, pihaknya mengalami kendala hendak melakukan perbaikan (service) PLTMH.
Gampong Alue Keujruen ini
merupakan satu-satunya desa di Kemukiman Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah,
yang selama ini dalam kondisi terisolir dan terpencil. Untuk menuju ke Desa
Alue Keujruen yang terletak di kaki Gunung Leuser ini, warga setempat harus
mengarungi Sungai (Krueng) Kluet.
Satu-satunya sarana transportasi untuk menuju ke
desa yang dihuni sekitar 64 KK atau 200 jiwa lebih tersebut adalah dengan
menggunakan perahu bermesin Robin. Untuk menuju ke desa tersebut dari Ibu Kota
Kecamatan Kluet Tengah, masyarakat harus mengarungi sungai dengan perahu
bermesin Robin dengan masa tempuh perjalanan lebih kurang selama 2,5 – 3 jam
perjalanan membelah derasnya aliran sungai krueng kluet yang berhulu dari hutan
Gunung Leuser.