TheTapaktuanPost | Labuhanhaji. Sebanyak 152 etnis Rohingya yang sudah sepekan lebih terkatung-katung diperairan laut Kecamatan Labuhanhaji, Aceh Selatan karena ditolak mendarat oleh warga setempat, akhirnya berhasil dievakuasi ke tempat penampungan sementara di Terminal Tipe C, kecamatan setempat Kamis (24/10/2024).
Langkah ini baru terealisasi setelah tercapainya kesepakatan antara pihak Pemkab Aceh Selatan bersama TNI/Polri, tokoh masyarakat, UNHCR, IOM, imigrasi dan masyarakat Desa Padang Bakau yang bermukim disekitar pelabuhan Labuhanhaji.
“Keputusan ini diambil berdasarkan hasil rapat yang digelar di Kantor Camat Labuhanhaji, Rabu (23/10/2024) kemaren. Masyarakat memberi tenggat waktu selama satu pekan untuk selanjutnya segera dibawa ke tempat penampungan imigrasi,” kata Ketua Satgas SAR Aceh Selatan, Zumardi Chaidir kepada wartawan di Tapaktuan, Kamis (24/10/2024).
Sebanyak 152 Etnis rohingya yang telah dievakuasi ke darat tersebut terdiri dari etnis Rohingya umur 10 tahun sebanyak 53 orang. Etnis Rohingya laki-laki dewasa sebanyak 14 orang, etnis Rohingya perempuan dewasa sebanyak 73 orang dan etnis Rohingya di rumah sakit sebanyak 12 orang (9 orang sakit dan 3 orang pendamping).
Ia mengatakan, proses evakuasi etnis rohingya dari atas KM Bintang Rezeki yang berjarak sekitar 2 mil dari bibir pantai Pelabuhan Desa Padang Bakau, Labuhanhaji dimulai sekitar pukul 10.30 WIB melibatkan Pemda Aceh Selatan, Basarnas Pos Meulaboh, UNHCR, Imigrasi, IOM, TNI/Polri dan masyarakat nelayan setempat. Proses evakuasi secara bertahap menggunakan boat nelayan dan kapal Polairud untuk memastikan sistem pengamanan di laut saat dilakukan evakuasi dari dalam boat Bintang Rezeki ke dalam bot Nelayan.
Proses evakuasi tahap pertama dimulai pukul 11.00 WIB sebanyak 26 orang, tahap kedua sekitar pukul 12.00 WIB sebanyak 40 orang, tahap ketiga dimulai pukul 14.00 WIB sebanyak 40 orang dan tahap empat pukul 15.00 WIB sebanyak 34 orang sekaligus menarik Kapal KM. Bintang Rezeki ke dermaga penyebrangan Pelabuhan Labuhanhaji untuk proses penegakan hukum.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Labuhanhaji, Yuli mengatakan, etnis rohingya yang diturunkan kedaratan untuk selanjutnya ditempatkan di tempat penampungan sementara terlebih dahulu dilakukan proses pemeriksaan berlapis baik segi kesehatan maupun keamanan.
Pemeriksaan pertama dilakukan oleh Tim Balai Karantina Kesehatan Pelabuhan dan setelah berada di Terminal Tipe C kembali di cek kesehatannya oleh tim dari Puskesmas Labuhanhaji.
Tak hanya itu, pemeriksaan berlapis terhadap etnis Rohingya juga dilakukan oleh petugas keamanan. Aparat dilaporkan terlebih dulu menyita sejumlah barang seperti Handpone, Charger, dan kartu identitas, setelah melewati pemeriksaan barulah mereka dibawa ketempat penampungan sementara.
Tiba di Terminal Tipe C Labuhanhaji, etnis Rohingya disambut langsung oleh pihak UNHCR, IOM, Imigrasi, Basarnas Meulaboh bersama Satgas SAR Aceh Selatan, Tim Medis, dan Muspika setempat.
Sementara itu, Perwakilan UNHCR Banda Aceh Faisal Rahman menyampaikan, pihaknya akan membantu semua keperluan yang dibutuhkan pemerintah daerah terkait hal-hal yang tak mampu dijangkau atau dipenuhi.
“Kita mem-backup penuh kebijakan pemerintah dan akan kita dukung pelaksanaannya agar kemudian tidak menjadi beban terhadap pemerintah,” tandasnya.