TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Pemkab Aceh Selatan melalui RSUD. dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan kembali memprogramkan kerjasama pendidikan dokter spesialis dan sub-spesialis serta perawat berkeahlian khusus dengan Universitas Gajah Mada (UGM) dan RS. Sardjito Yogyakarta.
Menindaklanjuti program itu, tim dari Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat Keperawatan (FKKMK) UGM melakukan visitasi afirmasi (melakukan verifikasi, klarifikasi, dan validasi data), ke RSUDYA Tapaktuan, Sabtu (23/11/2024).
Kedatangan tim UGM terdiri dari Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, dr. Ahmad Hanim Sadewa, ph.D, Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Alumni dan Pengabdian Masyarakat, dr. Dr. Sudadi, Sp.An, Ketua Program Studi Spesialis Bedah Saraf, dr. Rachmat Andi Hartanto, Sp.BS dan Ketua Tim Koordinasi Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis (TKP PPDS), dr. Arief Budiyanto, ph.D., Sp.DVE di RSUDYA Tapaktuan, disambut oleh Plt. Asisten II Setdakab, Willy Cahyadi, Plt. Kadiskes Yuhelmi SH, Direktur RSUDYA dr. Syah Mahdi Sp.PD, para dokter dan perwakilan dari Puskesmas.
Sementara, Pj. Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma S.STP, M. Si yang sedang melaksanakan tugas di Jakarta juga turutserta bergabung dalam pertemuan itu via zoom meeting.
Direktur RSUDYA Tapaktuan, dr. Syah Mahdi Sp.PD dalam sambutannya mengatakan, acara pertemuan itu merupakan bagian dari rangkaian agenda besar yaitu implementasi afirmasi kerjasama pendidikan dokter spesialis antara RSUDYA dengan UGM dan RS. Sardjito Yogyakarta.
Program kerjasama ini, kata Syah Mahdi, merupakan langkah kerjasama tahap dua setelah kerjasama serupa sebelumnya telah sukses digelar pada tahun 2019 – 2022 dengan berhasil melahirkan dokter spesialis bedah saraf di RSUDYA Tapaktuan.
“Dengan telah ditetapkannya RSUDYA sebagai rumah sakit rujukan regional di Barsela tentu masih membutuhkan tambahan SDM dengan keahlian khusus. Karena itu kita berharap putra-putri Aceh Selatan dapat melanjutkan pendidikan dokter spesialis dan sub-spesialis guna memenuhi kebutuhan itu,” kata Syah Mahdi.
Tak hanya itu, dengan telah ditetapkan RSUDYA sebagai rumah sakit rujukan regional stroke dan jantung oleh Kemenkes, tentu tidak saja membutuhkan tambahan dokter spesialis dan sub-spesialis tapi juga membutuhkan SDM tenaga perawat yang memiliki keterampilan atau keahlian khusus.
Sebab fungsi rumah sakit rujukan ini adalah memberikan pelayanan terhadap pasien yang belum tuntas ditangani di rumah sakit-rumah sakit tempat penanganan pertama. Itu belum lagi ketika dihadapkan dengan kasus-kasus stroke atau kecelakaan lalulintas yang membutuhkan penanganan segera dan cepat.
“Untuk kasus-kasus tertentu membutuhkan penanganan medis yang super cepat, tapi coba bayangkan ketika pasien tersebut harus dirujuk ke Banda Aceh atau Medan yang membutuhkan waktu lama dengan jarak tempuh yang jauh. Makanya, dipandang perlu RSUDYA dilengkapi SDM dan fasilitas kesehatan yang lengkap,” ujarnya.
Menyikapi kondisi itu, kata Syah Mahdi, pihaknya dengan dukungan maksimal dan serius Pj. Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma S.STP, M.Si, terus mencari solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang ada tersebut.
“Syukur Alhamdulillah, Bapak Pj. Bupati Cut Syazalisma langsung meresponnya dengan cepat dan sangat mendukung dijalinnya program kerjasama pendidikan dokter spesialis dengan UGM dan RS. Sardjito Yogyakarta,” kata Syah Mahdi seraya berharap program itu dapat segera di setujui oleh pihak UGM dan RS. Sardjito.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, dr. Ahmad Hanim Sadewa, ph.D, mengatakan, program pendidikan afirmasi berbeda dengan program pendidikan reguler karena afirmasi lebih difokuskan kepada kebutuhan daerah yang menjalin kerjasama pendidikan dimaksud.
“Intinya yang perlu menjadi pertimbangan adalah peserta pendidikan bersedia kembali dan mengabdi di daerahnya kemudian disesuaikan dengan kebutuhan daerah yaitu rumah sakit di daerah itu. Serius akan menjalani pendidikan dan menjaga sikap sopan santun, sementara yang lain – lain bisa dipertimbangkan,” kata dr. Ahmad Hanim Sadewa.
Pj. Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma S.STP, M,Si dalam arahannya via zoom, mengatakan dalam rangka peningkatan kualitas dan akses layanan kesehatan kepada masyarakat dibutuhkan ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten di bidangnya.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah adalah dengan menyediakan tenaga dokter spesialis maupun sub spesialis, agar hak masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan yang lebih optimal dapat terwujud.
“Kerjasama antara Pemkab Aceh Selatan dengan UGM dalam penyelenggaraan program pendidikan dokter spesialis tugas belajar menjadi salah satu langkah untuk memastikan ketersediaan tenaga dokter spesialis maupun sub spesialis sebagaimana yang dicita – citakan,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya selaku pemerintah daerah berinisiatif mengupayakan kebijakan afirmasi, merupakan bentuk nyata dalam upaya meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian layanan kesehatan bagi masyarakat, dengan mengupayakan peluang untuk memperoleh pendidikan yang bermutu bagi putra – putri asli Aceh Selatan, para calon dokter spesialis maupun sub spesialis di Universitas Gajah Mada.
“Pelaksanaan visitasi afirmasi ini merupakan langkah awal dari sebuah proses penting dalam mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan di daerah, khususnya Kabupaten Aceh Selatan, dengan terpenuhinya kebutuhan tenaga dokter spesialis di rumah sakit pemerintah,” pungkasnya.