Akhirnya, Plt. Gubernur Nova Iriansyah Batalkan Pemberlakuan Jam Malam di Aceh

  • Whatsapp

TheTapaktuanPost | Banda Aceh – Per hari ini, Sabtu, (4/4/2020), penerapan jam malam yang sebelumnya diberlakukan sejak tanggal 29 Maret 2020 di seluruh penjuru Aceh resmi dihentikan.

Dengan demikian, aktifitas malam masyarakat sudah bisa dilanjutkan kembali.

“Karena belum diikuti program savety net yang memadai. Per hari ini jam malam akan kita hentikan dulu. Aktifitas malam tetap kita jalankan lagi, karena sebagian besar UMKM itu mencari nafkah di malam hari. Sambil kemudian kita akan kembalikan dulu ke PP 21 tentang pembatasan sosial berskala besar. Jadi apa yang kita lakukan di Aceh sama dan sinkron dengan apa yang dilakukan pemerintah pusat,” jelas Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam interview yang disiarkan oleh TVRI, Sabtu, (4/4/2020) siang.

Nova menjelaskan saat pemberlakuan jam malam diterapkan situasi masyarakat Aceh secara umum sama seperti daerah lainnya.

Dia juga menjelaskan, sesuai arahan Presiden Jokowi, telah menyiapkan sejumlah skema distancing sosial. 

“Kita juga sudah siapkan anggaran tidak terduga dari APBA sebesar Rp 118 milyar. Dana ini full kita cadangkan untuk pelaksanaan sosial savety net dan untuk bidang kesehatan terutama untuk rapid tes,” terang Nova.

Untuk mengatasi penurunan sektor ekonomi terutama di sektor pariwisata, lanjut Nova, pihaknya sedang merancang program savety net dengan dukungan pembiayaannya bersumber dari Inpres Nomor 4 yang dikeluarkan pemerintah.

Artinya, kata Nova, anggaran tersebut bisa dialihkan dari anggaran fisik ke anggaran sosial budaya dan kesehatan, khususnya sosial savety net.

“Itu semua sudah berjalan. Per hari ini, sebanyak 60 ribu keluarga penerima manfaat kita data dan kita jalankan, yang pertama dengam skema pembagian sembako per 2 minggu per kepala keluarga,” terang Nova.

Ketika disinggung terkait langkah antisipasi berupa pendirian rumah sakit darurat di Aceh, Nova kembali menegaskan pihaknya sejak tanggal 13 Februari 2020 telah menyiapkan Respitory Intensive Care Unit (RICU) sebanyak 6 ruang yang diperuntukkan untuk pasien positif Covid-19.

“Per hari ini pasien positif di Aceh hanya 5 orang sehingga ruang belum begitu massif kita butuhkan,” kata dia.

Untuk persiapan lainnya, Nova juga menerangkan telah menyiapkan 24 ruang lainnya di RSUZA dan 12 ruang di RS Cut Meutia Lhokseumawe.

“Kita juga telah menunjuk 13 RS rujukan yang telah mendapat persetujuan dari Kementrian Kesehatan. Serta banyak ruang-ruang ODP yang kita persiapkan lebih dari 1000 kamar untuk mengantisipasi apabila terjadi perkembangan penularan covid-19,” ucapnya. (dialeksis.com)

Pos terkait