TheTapaktuanPost | Banda Aceh. Anggota DPRA dari Fraksi PNA, M Rizal Falevi Kirani menilai pemberlakuan jam malam hanya menyusahkan rakyat.
Karena tidak mempunyai dampak dalam memotong rantai meluasnya wabah Covid 19.
“Seharusnya Pemerintah Aceh bersikap tegas dengan segera menutup jalur masuk ke Aceh, baik darat, laut, maupun udara karena sejauh ini telah diindikasikan sebagai faktor dominan masuknya wabah tersebut,” kata Falevi di Banda Aceh, Kamis (2/4/2020).
Lebih jauh Falevi yang juga Ketua Komisi V DPRA juga mengingatkan pemerintah untuk segera mempersiapkan tempat karantina untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) sambil menunggu hasil SWAB sesuai standar anjuran WHO.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan ketersediaan alat medis bagi rumah sakit dan petugas medis selaku garda terdepan saat menangani orang yang terinfeksi virus, bukannya menyiapkan kuburan massal.
“Pemerintah Aceh harus mempunyai skema yang detail dan strategis untuk mengatasi wabah berbahaya ini serta harus melihat pentingnya melibatkan semua stakeholder terkait,” tegas Falevi.
Mantan aktivis ini mengaku banyak menerima pengaduan masyarakat terkait pemberlakuan jam malam yang saat ini telah menghancurkan ekonomi mereka, terutama pedagang.
Kebanyakan masyarakat menginginkan kebijakan tersebut harus segera dihentikan karena tidak ada gunanya.
“Konflik sudah berlalu dan virus itu bukannya makhluk malam yang harus dijaga, jadi buatlah kebijakan yang tepat bukan asal ada perintah saja,” tukas Falevi.
Disisi lain, tambahnya, pemberlakuan jam malam hanya berakibat masyarakat kekurangan gizi karena tidak ada pendapatan lagi.
Sementara Pemerintah Aceh tidak menyediakan bantuan makanan yang bergizi untuk masyarakat. (aceh.serambinews.com)
Pemberlakuan Jam Malam Hancurkan Ekonomi Masyarakat
