Ekonomi Masyarakat Terpuruk, Ini Yang Dilakukan Pemerintah Gampong Simpang Tiga Menggamat

  • Whatsapp

TheTapaktuanPost | Kluet Tengah. Masyarakat Kemukiman Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan khususnya yang bermukim di Gampong Simpang Tiga, mengeluhkan rendahnya harga penjualan pinang dipasaran.

Padahal masyarakat setempat mengandalkan komoditas pertanian tersebut sebagai mata pencaharian utamanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.

Sementara disisi lain, harga sejumlah barang kebutuhan pokok terus merangkak naik dari hari ke hari. Terus melonjaknya harga sembako ini, disebabkan karena tidak lancarnya pasokan barang dari Medan, Sumatera Utara dampak terjadinya wabah virus corona (Covid-19) yang sudah berstatus pandemi di Indonesia.

“Di saat wabah virus corona sedang melanda negeri ini, disaat itu pula masyarakat merasakan harga sembako terus melonjak naik. Namun yang sedihnya, hasil perkebunan masyarakat justru dibayar dengan harga yang sangat tidak wajar,” ujar Keuchik Simpang Tiga, M Jalil saat berbincang-bincang dengan TheTapaktuanPost Jumat (3/4/2020).

Harga biji pinang kering saat ini ditingkat agen pengumpul hanya berkisar antara Rp. 4.000 – Rp. 6.000/Kg. Harga ini jauh merosot dibandingkan harga beberapa bulan sebelumnya yang masih bertahan di angka Rp. 12.000 – Rp. 13.000/Kg.

Masyarakat Kemukiman Menggamat khususnya Gampong Simpang Tiga, kata M Jalil, mayoritasnya selama ini sangat menggantungkan mata pencahariannya sehari-hari dari hasil penjualan pinang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Namun dengan kondisi harga pinang yang merupakan satu-satunya komoditas unggulan masyarakat setempat terus merosot, perekonomian mereka makin terpuruk.

Menyikapi kondisi ini, kata M Jalil, Pemerintah Gampong Simpang Tiga bersama-sama dengan Tuha Peuet telah mengambil sebuah kebijakan membantu perekonomian masyarakat setempat yang tengah terpuruk.

Pemerintah Gampong Simpang Tiga membeli komoditi pinang milik masyarakat tersebut dengan harga yang layak, yakni berkisar antara Rp. 8.000 – Rp.10.000/Kg.

Langkah ini dilakukan, untuk memberikan rasa keadilan dari sisi ekonomi bagi masyarakat. Sehingga beban berat yang ditanggung ditengah melonjaknya harga sembako sehubungan sedang terjadinya wabah corona tersebut dapat terbantu.

“Upaya ini kami lakukan hanya pada masa darurat wabah virus corona, karena dengan anjloknya harga pinang saat ini masyarakat sedang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari,” kata M Jalil menambahkan.

Bacaan Lainnya

Ia menjelaskan bahwa, anggaran yang digunakan untuk membeli pinang masyarakat tersebut sepenuhnya menggunakan dana BUMG. Dan pinang yang dibeli pun hanya khusus pinang milik masyarakat Gampong Simpang Tiga.

Sementara itu, Pendamping Lokal Desa (PLD) P3MD Anis Syahputra yang dimintai tanggapannya terkait hal itu membenarkan bahwa Pemerintah Gampong Simpang Tiga telah mengambil kebijakan membeli komoditas pinang milik masyarakat dengan harga yang layak.

“Benar, bahkan jauh – jauh hari sebelumnya (keuchik) telah berkoordinasi dengan kami,” ujar Anis.

Pihaknya, lanjut Anis, sangat mendukung upaya atau kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Gampong Simpang Tiga dalam meringankan beban ekonomi masyarakatnya ditengah ancaman wabah virus corona sedangkan harga kebutuhan pokok terus melonjak.

Mereka juga telah melakukan pengecekan langsung ke lapangan dan di dapatkan fakta bahwa harga pinang di Kecamatan Kluet Tengah sekarang ini benar-benar sedang anjlok. Sementara komoditas pertanian dimaksud merupakan mata pencaharian utama mayoritas masyarakat setempat.

Meskipun demikian, tambah Anis, pihaknya tetap mengingatkan Pemerintah Gampong Simpang Tiga agar dalam menjalankan kebijakan tersebut, harus tetap mengacu pada regulasi tentang pengelolaan dana desa.

“Kami juga meminta agar seluruh administrasi pelaporan terkait penggunaan dana tersebut harus lengkap dan transparan,” pungkasnya.

Pos terkait