TheTapaktuanPost | Abu Dhabi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed (MBZ) di Istana Shatie, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab, Rabu (3/11/2021).
Dalam pertemuan tersebut, kedua pimpinan membahas kerja sama investasi antar kedua negara.
“Selama kunjungan ini, terdapat komitmen bisnis dan investasi senilai US$ 32,7 miliar [Rp 468 triliun] dari 19 perjanjian kerja sama yang akan dipertukarkan besok di Dubai,” kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, Kamis (4/11/2021).
Komitmen bisnis dan investasi tersebut mencakup sejumlah kerja sama, salah satunya adalah kerja asma antara Indonesia Investment Authority (INA) dengan DP World.
“Kemudian floating solar antara Masdar – Pertamina, refinery Balikpapan, manufacture dan distribusi vaksin dan bio product, serta berbagai kesepakatan G42 dengan berbagai mitra di Indonesia, di bidang smart city, telekomunikasi dan lain sebagainya,” kata Retno.
Retno mengatakan potensi untuk tambahan komitmen bisnis tersebut menjadi semakin luas, seiring dengan langkah pemerintah yang akan kembali menggelar pertemuan bisnis di Dubai.
Sebagai informasi, Jokowi sendiri diagendakan untuk menghadiri pertemuan bisnis forum dengan para pebisnis dan investor dari Persatuan Emirat Arab (PEA).
Pertemuan bisnis forum ini sendiri akan dipimpin secara langsung oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
“Juga akan melakukan pertemuan secara singkat dengan investor dari Amerika Serikat yang sekali lagi akan dikomandani oleh Pak Menteri Investasi,” ungkap Retno.
Lebih 2 jam Pertemuan
Dalam lawatannya ke Abu Dhabi, Presiden Jokowi menggelar pertemuan dengan Putra Mahkota Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Istana Al-Shatie.
“Lebih dua jam kami berbincang, membahas aneka isu dari soal G20, kerja sama di bidang energi terbarukan, pembangunan ibu kota baru, investasi, hingga perdagangan,” ujar Jokowi melalui akun Instagramnya, Kamis (4/11/2021).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, Presiden Jokowi dan Putra Mahkota MBZ berkomitmen memperkuat kerja sama dan kemitraan dalam pembangunan ibu kota baru.
Kedua pemimpin sepakat untuk menindaklanjuti secara intensif berupa pertemuan-pertemuan pada tingkat teknis.
“Beliau mengarahkan untuk terus diintensifkan khusus membahas mengenai pembangunan ibu kota baru,” lanjut Retno.
Dia menjelaskan, pertemuan yang dilakukan antara kedua pemimpin berlangsung sekitar dua setengah jam.
Selain kerja sama ibu kota baru, kedua pemimpin pun membahas soal G20 dan berbagai macam isu. Termasuk masalah kerja sama di bidang energi terbarukan, pembangunan ibu kota baru, investasi, dan perdagangan.
“Isu lain yang dibahas yakni travel corridor arrangement (TCA). Indonesia telah memiliki TCA dengan UEA sejak 29 Juli 2020 yang merupakan salah satu TCA pertama yang dimiliki Indonesia pada masa pandemi,” ungkap Retno.
“Dengan adanya vaksin dan platform-platform perlindungan, maka TCA ini harus diperkuat,” lanjutnya.
Oleh karena itu, kedua belah pihak telah sepakat untuk memperkuat TCA dengan saling pengakuan sertifikat vaksin dan juga integrasi platform perlindungan perjalanan.
Retno menambahkan, Presiden Jokowi tidak lupa mengundang Pangeran MBZ untuk hadir sebagai tamu pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 2022 mendatang saat Indonesia memegang presidensi G20. (CNBC/kontan)