Jembatan Menghubungkan Kluet Utara – Kluet Timur Terancam Roboh

TheTapaktuanPost | Kluet Timur. Jembatan berkonstruksi permanen yang menghubungkan Kecamatan Kluet Utara – Kluet Timur yang baru rampung dibangun tahun 2018 lalu, terancam roboh akibat tiang pancangnya dari kedua sisi terus – menerus digerus air sungai.

Kondisi ini telah menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi warga di kedua Kecamatan tersebut. Karena jika terus dibiarkan dalam jangka waktu lama maka sangat berpotensi tiang jembatan yang melintangi sungai krueng kluet tersebut akan patah sehingga mengancam keselamatan jiwa manusia.

“Struktur tiang pancang penopang jembatan telah mulai goyang karena terus-menerus digerus air sungai sehingga bakal terancam roboh. Kondisi ini sangat di khawatirkan masyarakat,” kata Umar Alam (57), warga Gampong  Paya Dapur, Kluet Timur kepada wartawan di Tapaktuan, Kamis (14/3/2019).

Pihaknya mengakui bahwa, pasca jembatan tersebut selesai dibangun tahun 2018 lalu, telah menjadi kebanggaan ribuan masyarakat di dua kecamatan yakni Kluet Timur dan Kluet Utara.

Selain sebagai sarana transportasi mengangkut berbagai komoditas pertanian, jembatan tersebut juga sangat bermanfaat untuk memangkas jarak tempuh antara Kecamatan Kluet Timur dengan Kluet Utara.

“Masyarakat tidak perlu lagi harus menempuh ruas jalan memutar untuk menyeberang ke masing-masing wilayah kecamatan. Jembatan tersebut  juga telah menjadi destinasi wisata baru di daerah itu,” ungkapnya.

Ia menyatakan, pembangunan jembatan sepanjang lebih kurang 100 meter yang menghabiskan dana sumber APBA mencapai puluhan miliar tersebut dilaksanakan secara bertahap dalam rentang waktu mulai tahun 2016 hingga tahun 2018.

“Kecuali pada tahun 2017 tidak ada pengerjaan apapun di jembatan itu karena tidak dikucurkan dana. Tapi tiang – tiang pancang tersebut telah mulai dibangun pada tahun 2016, beserta lantai dibagian sisi Kluet Utara,” bebernya.

Baru pada akhir tahun 2018, Pemerintah Provinsi Aceh kembali melanjutkan pembangunan hingga rampung pada bagian lantai sisi Kluet Timur.

“Saat pengerjaan pembangunan bagian  lantai arah Kluet Timur, warga pernah menyampaikan kepada pihak pelaksana proyek terkait kondisi tiang pancang  jembatan yang telah mulai digerus air sungai,” ucapnya.

Tetapi sayangnya, pihak lapangan yang mengerjakan proyek lanjutan pada tahun anggaran 2018 itu,  mengaku tiang pancang jembatan itu bukan wewenang pihaknya.

“Gerusan lokal di sekitar tiang pancang bagian Kluet Utara dan Kluet Timur, tepat di tengah – tengah sungai itu, akibat arus deras dan banjir besar,” tuturnya dengan rawut wajah prihatin.

Sehingga di sekitar dua tiang pancang tersebut telah seperti kolam, dan menjadi tempat tumpukan kayu – kayu hanyut. Jika tidak cepat dilakukan penanganan, ditakutkan jembatan itu akan ambruk.

Oleh sebab itu, pihaknya mengharapkan kepada Pemkab Aceh Selatan maupun  Pemerintah Aceh harus segera melakukan penanganan struktur bawah jembatan tersebut.

“Seandainya terjadi ambruk maka dana puluhan miliar yang telah di kucurkan tersebut akan menjadi sia – sia. Oleh karena itu, kita berharap kepada Pemkab Aceh Selatan maupun Pemrov Aceh agar segera menanganinya,” harapnya.

Sementara itu, Kepala PUPR Aceh Selatan Ir TWK Bahrumsyah sejauh ini belum berhasil dihubungi untuk diminta tanggapannya terkait kekhawatiran warga Kluet Raya itu.

Namun sejumlah sumber di PUPR Aceh Selatan menyebut, tiang – tiang pancang penumpang jembatan Kluet Utara – Kluet Timur itu sebelumnya telah dilakukan uji standar.

“Persoalannya sekarang hanya kecemasan masyarakat karena melihat gerusan lokal di tiang pancang. Memang sebaiknya, untuk menghindari gerusan dibangun beton pengaman atau batu gajah,” ungkapnya.