TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Sejak dilantik menjadi Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Aceh Selatan sebagai lokomotif lembaga sosial kemasyarakatan getol dan fokus menyuarakan kepedulian kemanusiaan, terutama transfusi darah yang selama ini menjadi kendala di tengah-tengah masyarakat.
Menindaklanjuti poblema kesulitan ketersediaan darah di Aceh Selatan, PMI terus melakukan sosialisasi dan berupaya membentuk relawan pendonor tingkat gampong serta bertekat membangun Unit Donor Darah (UDD) di Markas PMI serta menghadirkan Aplikasi donor darah.
Ketua PMI Aceh Selatan yang juga Sekretaris Daerah (Sekda), Cut Syazalisma, S.STP terus melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap donor darah.
Salah satu strategi yang dilakukan untuk merekrut pendonor darah dan memupuk kesadaran masyarakat adalah pembentukan relawan gampong, sosialisasi dan perjuangan membangun Unit Donor Darah (UDD).
PMI fokus dan bekerja keras untuk mencapai keberhasilan,” kata Cut Syazalisma setelah melakukan rapat pengurus di Markas Besar PMI Aceh Selatan, Gampong Lhok Keutapang, Tapaktuan, Selasa (25/7/2023).
Dikatakan Cut Syazalisma, dengan tersedianya UDD milik PMI, masyarakat akan terpanggil dan peduli untuk melakukan donor darah. Dalam waktu dekat PMI segera meluncurkan aplikasi berbasis internet untuk menginventarisir relawan dan pendonor darah. Sehingga PMI mengetahui secara pasti titik dan jadwal bagi pendonor.
“Khusus relawan gampong, kita bentuk dulu tiga lokasi khusus (Lokus) yaitu, Kecamatan Samadua, Tapaktuan dan Pasie Raja. Kita terus memacu semangat dan kerja keras untuk mewujudkan aspirasi masyarakat Aceh Selatan. Dikarenakan UDD dan relawan indikator penting ditubuh PMI,” paparnya.
Direktur Politeknik Aceh Selatan (Poltas), Ir. Nuzuli Fitriadi, ST, MT menyebutkan, aplikasi android untuk memudahkan donor darah merupakan hasil kerjasama PMI dan Poltas. InsyaAllah aplikasi ini akan launching bertepatan saat pembentukan relawan gampong di kecamatan Pasie Raja. Ungkap Direktur Poltas.
“Dengan adanya aplikasi ini, semua relawan pendonor terdata dan mengetahui jadwal donornya sesuai petunjuk WHO. Aplikasi ini berfungsi secara luas dan transparan untuk sektor kemanusiaan tanpa ada dusta. Operator tinggal menghubungi pendonor ketika butuh transfusi,” ulasnya singkat.
Sementara itu dewan kehormatan PMI Aceh Selatan, Teuku Mudasir mengatakan, pihaknya merekomendasi jajaran PMI bahu membahu dan saling bersinergi dalam menuntaskan program kemanusiaan. Ia juga mengintruksikan dilaksanakan rapat pleno untuk mengambil keputusan berkekuatan hukum dalam menindaklanjuti dan mengakomudir program yang digagas.
“PMI butuh rapat pleno untuk membicarakan hal-hal urgency, membentuk panitia sosialisasi dan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab). Tujuan kita, agar semua pogram yang dirintis bisa berhasil dengan baik sesuai tugas pokok masing-masing,” ujar Cek Mu.
Selain Ketua Umum dan pengurus PMI serta Dewan Kehormatan, juga hadir pengurus PMI Kecamatan Samadua, Tapaktuan dan Pasie raja, serta para relawan dan staf PMI.