Ibu-ibu Gelar Aksi Demo Desak Pj. Bupati Aceh Selatan Segera Buka Aliran Sungai Yang Ditutup

  • Whatsapp

TheTapaktuanPost | Ladang Rimba. Puluhan ibu-ibu korban banjir bandang di Gampong Ladang Rimba, Kecamatan Trumon Tengah, Aceh Selatan menggelar aksi unjuk rasa mendesak pemkab setempat membuka aliran sungai yang ditutup, Senin (5/2/2024).

Sebab, penutupan itu telah berdampak kembali meluapnya air sungai merendam rumah penduduk dan pasar tempat pedagang berjualan di Gampong Ladang Rimba dan Gampong Tengoh.

Bacaan Lainnya

Dengan mengusung belasan kertas karton bertuliskan aspirasinya, puluhan ibu-ibu berdiri disamping ruas jalan lintasan Nasional Tapaktuan-Medan di Pasar Ladang Rimba. Aksi unjuk rasa juga dilanjutkan sampai didepan Kantor Camat dan Polsek setempat.

“Jika aspirasi kami tidak segera ditindaklanjuti oleh pemerintah, kami akan menutup akses jalan Nasional Tapaktuan-Medan,” ancam ibu-ibu dalam video beredar saat menggelar aksi didepan Polsek Trumon Tengah.

Dalam tuntutannya yang ditumpahkan melalui kertas karton, ibu-ibu meminta kepada Pemkab Aceh Selatan agar memperdulikan nasib mereka karena nasib mereka sedang tak baik-baik saja.

Aliran sungai yang ada di gampong mereka, kata ibu-ibu, telah ditutup sehingga ketika diguyur hujan lebat gampong setempat kembali kebanjiran.

“Kami mohon kepada Pj. Bupati Aceh Selatan segera membuka aliran sungai seperti semula sehingga tidak terjadi lagi banjir,” desak ibu-ibu.

“Musibah terbesar dialami manusia bukanlah tsunami dan tanah longsor, tapi hilangnya rasa kepedulian terhadap sesama,” tulis ibu-ibu di kertas karton lainnya.

Camat Trumon Tengah, Lukman, saat dihubungi mengaku belum mengetahui adanya aksi demo kaum ibu-ibu di Pasar Ladang Rimba, pusat kecamatan setempat.

“Dimana aksi demo?, belum tahu saya,” kata Lukman yang mengaku sedang berada di Banda Aceh.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Aceh Selatan, H. Zainal SE, saat dikonfirmasi via sambungan telepon membenarkan aliran sungai diwilayah itu ditutup sebagai langkah proteksi untuk mencegah agar tidak memperparah dampak bencana alam saat terjadi banjir bandang beberapa waktu lalu.

“Ada sebuah kondisi yang delematis dihadapi Pemkab Aceh Selatan. Sebab aliran sungai itu belum tepat jika dibuka sekarang ini,” kata H. Zainal.

Diceritakannya, saat terjadi bencana alam banjir bandang beberapa waktu lalu, aliran sungai diwilayah itu tertutup sedimen lumpur hingga rata dengan tanah. Sebagai langkah penanganan darurat ketika itu, pihaknya telah melakukan pengerukan dan alirannya dialihkan.

“Karena tanggul penahan banjir disepanjang bantaran sungai ikut jebol dan luluhlantak, maka potensi pemukiman penduduk kembali diterjang banjir sangat terbuka lebar. Makanya aliran ditutup dan di alihkan,” ungkapnya.

Pemkab Aceh Selatan, sambung H. Zainal, tak pernah menutup mata menyikapi kondisi ini. Hanya saja, untuk langkah penanganan permanen yaitu membangun kembali tanggul yang jebol membutuhkan anggaran besar sehingga harus diusulkan ke BNPB di Jakarta.

“Alhamdulillah, saat ini telah ditanggapi oleh BNPB, sekarang sedang disuruh lengkapi beberapa bahan yang belum lengkap. Saya barusan dipanggil oleh Bapak Pj. Bupati Aceh Selatan diperintahkan agar segera melengkapi bahan yang belum lengkap itu,” kata H. Zainal.

Karena itu, H. Zainal membantah tudingan yang menyebutkan pihaknya terkesan vakum tak melanjutkan penanganan dampak banjir bandang di Trumon Tengah.

“Tidak benar kami vakum, segala upaya sedang kami lakukan. Tentu semuanya butuh proses,” pungkasnya.

Pos terkait