TheTapaktuanPost | Trumon Timur. Masyarakat Dusun Ie Alem, Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan patut berbangga hati. Betapa tidak, desa kecil yang terletak sekitar 60-an kilometer arah timur Kota Tapaktuan ini, ternyata memiliki sebuah destinasi objek wisata alam baru yang cukup mempesona dan eksotis yakni Air Terjun Ceuraceu Bengkuang.
Keberadaan destinasi wisata alam tersembunyi yang masih sangat alami di hutan belantara pedalaman Kecamatan Trumon Timur ini, terungkap setelah belasan pemuda pecinta alam indah lestari desa setempat menerabas hutan belantara menemukan lokasi itu, Sabtu (9/11/2019).
“Untuk menuju ke lokasi tersebut, kami harus menempuh perjalanan kaki sepanjang 4,5 Km atau selama 2 jam perjalanan dari Desa Jambo Dalem,” kata Ketua Pemuda Pecinta Alam Indah Lestari, Zulfadhli kepada TheTapaktuanPost Minggu (10/11/2019).
Mantan kombatan GAM yang telah pernah menjadi anggota DPRK Aceh Selatan dari Fraksi Partai Aceh ini mengungkapkan bahwa, keberadaan Air Terjun Ceuraceu Bengkuang tersebut sebenarnya telah pernah ditemukan saat mereka bergerilya di hutan belantara menghindari kejaran aparat TNI/Polri pada masa konflik bersenjata sedang berkecamuk di Aceh.
Karena saat itu sedang dalam kondisi perang, kata Jul Ranto-panggilan akrap Zulfadhli, pihaknya tidak sempat mengambil dokumentasi apapun. Tapi lokasi Air Terjun itu masih tergambar jelas dalam ingatannya.
Menurutnya, Air Terjun Ceuraceu Bengkuang jauh lebih indah dan mempesona dibandingkan Air Terjun Tangga Seribu yang berlokasi di Desa Ie Jerneh, Kecamatan Trumon Tengah yang berjarak sekitar 15 Km dari Air Terjun Ceuraceu Bengkuang.
Air Terjun Ceuraceu Bengkuang yang berhulu dari pucuk sungai Sapai Tambarat, perbatasan wilayah pegunungan antara Aceh Selatan dengan Aceh Tenggara tersebut, memiliki pemandangan alam cukup indah.
Air sungai berwarna biru mengalir cukup deras jatuh ke bawah dengan ketinggian antara 15-20 meter. Suara derasnya air sungai yang jatuh dari ketinggian, menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat wisata alam. Disela-sela air terjun tersebut terdapat batu-batu besar dan dibawahnya ada muara sungai berbentuk kolam dengan kedalaman bervariasi sangat cocok untuk tempat mandi-mandi, snorkling dan menyelam.
Air Terjun yang terletak di tengah-tengah belantara hutan ini, dikelilingi pohon-pohon kayu besar yang masih sangat asri dan berdaun lebat. Suara burung hutan yang sangat liar terdengar bersahut-sahutan terasa bagaikan sedang berada ditengah-tengah hutan amazon.
“Ketika sudah sampai ke lokasi, kita pasti sudah malas pulang karena pemandangan alamnya yang masih sangat alami membuat kita betah berlama-lama. Bagi pengunjung yang mengimpikan suasana tenang dan rilex jauh dari kebisingan dan polusi udara, sangat tepat jika mencoba refresing ke lokasi Air Terjun Ceuraceu Bengkuang,” ujar Jul Ranto.
Faktor pendukung lain yang membuat objek wisata Air Terjun Ceuraceu Bengkuang sangat terasa berbeda dengan objek wisata yang lain adalah, dilokasi tersebut masih tersedia ikan-ikan air tawar sejenis ikan Kerling atau Jurong berukuran besar-besar. Ikan-ikan langka yang kaya protein dan gizi ini dipastikan sama sekali belum terjamah tangan-tangan jahil manusia.
“Bagi wisatawan pecinta alam yang hobi camping (berkemah) sembari memancing, kami pastikan tidak bakalan menyesal memilih tempat ini untuk menghabiskan waktu akhir pekannya,” tegas Jul Ranto.
Masih Terkendala Jalan
Jul Ranto mengatakan, yang masih menjadi kendala bagi wisatawan lokal dan manca negara menuju ke lokasi Air Terjun Ceuraceu Bengkuang adalah belum adanya akses jalan yang layak.
Saat menuju ke lokasi tersebut, dirinya bersama belasan pemuda pecinta alam indah lestari terpaksa harus menerabas semak-semak belukar mengikuti bekas jalan yang telah lebih dulu ada sebelumnya yakni bekas jalan sebuah perusahaan penebang kayu yang sudah ditinggal puluhan tahun silam sebelum konflik.
Karena itu, pihaknya mengharapkan kepada Pemkab Aceh Selatan melalui dinas teknis terkait segera membuka akses jalan yang layak untuk menuju ke lokasi Air Terjun tersebut sehingga pengembangan sektor pariwisata dapat lebih maju dan berkembang lagi ke depannya.
“Pemerintah tidak perlu menghabiskan biaya cukup besar lagi. Sebab akses jalan menuju ke lokasi dasarnya memang telah ada bekas digunakan oleh perusahaan penebang kayu zaman dulu dengan lebar sekitar 5 meter. Tinggal dipoles-poles sedikit lagi menggunakan beko atau dozer, maka jalan itu langsung telah bisa dilalui kendaraan. Jika sudah lewat kendaraan, maka untuk menuju ke lokasi Air Terjun itu dari permukiman penduduk Desa Jambo Dalem hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit,” tandas Jul Ranto.