TheTapaktuanPost | Kuala Lumpur. Kasus infeksi virus Covid-19 di Malaysia terus meningkat. Pada Jumat (28/5/2021) negara itu memecahkan rekor infeksi harian baru dengan angka 8.290 kasus infeksi.
Angka tersebut angka yang tertinggi dalam sejarah pandemi Covid-19 di Malaysia.
Penambahan kasus Covid-19 yang terus melonjak, membuat pemerintah Malaysia kembali melakukan lockdown nasional secara total untuk semua sektor sosial dan ekonomi mulai Selasa, 1 Juni 2021 hingga 14 Juni 2021.
Mengutip Twitter Direktur Jenderal Kesehatan, Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah, Negara Bagian Selangor masih merupakan yang tertinggi dalam sumbangan angka virus corona, mencapai 2.052 kasus.
Sementara itu setelah Selangor, posisi tertinggi berikutnya diikuti Kelantan 851 kasus, Kuala Lumpur 830 kasus, Johor 762 kasus, dan Sarawak 698 kasus. Tambahan ini membuat kasus total di negara itu menjadi 549.519 kasus sejak virus ini menyerang Negeri Jiran.
Pengumuman lockdown total disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin.
“Hanya sektor ekonomi dan jasa penting yang akan diizinkan untuk beroperasi,” ujar Muhyiddin dilansir Straits Times, Sabtu (29/5/2021).
Dilansir dari CNBC International, infeksi Covid-19 secara harian di Malaysia dalam satu pekan terakhir telah melampaui India.
Pada Selasa, Malaysia melaporkan 205,1 kasus per 1 juta penduduk dalam satu pekan, sementara India 150,4 per 1 juta penduduk. Populasi Malaysia yang berjumlah sekitar 32 juta jauh lebih kecil dari 1,4 miliar di India.
Secara umum, jumlah kasus Covid-19 sebenarnya lebih tinggi daripada kasus yang dilaporkan di seluruh dunia, terutama karena kurangnya pengujian. Di India, beberapa penelitian menemukan bahwa kasus kemungkinan besar tidak dilaporkan.
Namun, itu bukan pertama kalinya Malaysia mengalahkan India. Our World in Data menunjukkan bahwa kasus harian Malaysia per satu juta orang juga lebih tinggi daripada di India antara 15 November tahun lalu dan 27 Maret 2021.
Negeri Jiran ini memang tengah berjuang melawan lonjakan kasus virus corona sejak beberapa bulan terakhir di 2020. Sejak itu, pemerintah telah memperketat pembatasan beberapa kali, meski tidak melakukan lockdown penuh.
Peningkatan pesat terjadi ketika Malaysia – dan banyak negara berkembang di seluruh dunia – berjuang untuk mengamankan pasokan vaksin Covid.
Malaysia telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech, Oxford University-AstraZeneca, dan perusahaan bioteknologi Cina, Sinovac.
Pemerintah mengatakan akan memvaksinasi 80% populasi hingga akhir tahun, tetapi hanya sekitar 5% yang telah menerima setidaknya satu dosis sejauh ini. (CNBC Indonesia)