Perkuat Persatuan, PAS HAMAS dan IKAMAS Disarankan jadi Satu Organisasi

TheTapaktuanPost | Banda Aceh. Ketua Umum Paguyuban Pemuda Aceh Selatan (PAS), Dedy Saputra ZN, S.Sos.I menyampaikan pendapatnya terkait situasi organisasi paguyuban Kabupaten Aceh Selatan akhir-akhir ini. Menurut Dedy, organisasi tingkat Kabupaten Aceh Selatan di Banda Aceh sudah tidak strategis lagi dalam pencapaian cita-citanya jika terlalu banyak serta masih terpecah-pecah.

Sebagaimana diketahui saat ini Aceh Selatan memiliki beberapa organisasi silaturahmi di Banda Aceh, seperti PAS (Pemuda Aceh Selatan), HAMAS (Himpunan Mahasiswa Aceh Selatan), dan IKAMAS (Ikatan Masyarakat Aceh Selatan). Untuk beberapa periode terakhir yang aktif sekali adalah HAMAS dan PAS baik dari Mubes maupun keberadaannya yang selalu melekat dipikiran semua masyarakat Aceh Selatan.

Bacaan Lainnya

Namun, kata Dedy, keberadaan organisasi yang terpisah-pisah seperti ini hanya menghasilkan perpecahan secara politik serta penggunaan anggaran yang terkesan kurang efektif karena harus terpecah dan juga penguatan budaya silaturrahmi yang terkesan semakin kurang bagus.

“Coba bayangkan untuk dua organisasi saja seperti PAS dan HAMAS pada tahun 2021 kemarin itu, mendapatkan subsidi anggaran masing-masing Rp.150 juta,” kata Dedy kepada TheTapaktuanPost, Selasa (11/1/2022).

Ia merincikan, untuk paguyuban PAS sendiri mendapatkan bantuan anggaran dari Pemkab Rp.50 juta ditambah CSR Bank Aceh Rp.100 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk operasional sekretariat dan biaya menjalankan berbagai program kerja.

Begitu juga HAMAS mendapatkan bantuan anggaran dari Pemkab sebesar Rp. 50 juta dan kabarnya mendapat bantuan dari Pemprov Aceh sebesar Rp.100 juta.

“Jika satu organisasi saja yang menerima itu maka ada anggaran Rp.300 juta, tentunya ini lebih efektif untuk proses pengkaderan, silaturrahmi dan kegiatan-kegiatan organisasi lainnya,” ucap Dedy memberi saran pendapat.

Tak hanya itu, sambung Dedy, dari sisi politis kehadiran banyak organisasi yang pemilihannya dilakukan melalui mubes akan selalu menimbulkan perpecahan dan kelompok-kelompok sehingga siapapun yang menjadi pimpinan akan terus merasa kurang nyaman karena seakan-akan ada oposisi dalam kepengurusan berjalan.

“Begitu juga dalam hal program kita ini terkesan bersaing dengan sesama. Misalnya, kalau HAMAS buat maulid, PAS juga melakukan itu, begitu juga hal-hal lainnya,” imbuhnya memberi contoh.

Mengamati situasi dan kondisi seperti inilah, Dedy menawarkan ide agar adanya penyatuan organisasi paguyuban tingkat Kabupaten Aceh Selatan yang ada di Banda Aceh. Ia menawarkan solusi agar semuanya digabungkan menjadi satu, dimana didalamnya nanti akan mengakomodir bidang pemuda, mahasiswa, santri/pelajar, dan masyarakat Aceh Selatan yang berdomisili di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

Terkait apa nama lembaga tersebut dan bagaimana mekanismenya, menurut Dedy, itu terpulang pada hasil musyawarah bersama.

“Saya yakin dan percaya silaturahmi dan persatuan akan kembali terajut dengan indah jika kita bersatu, sebab hanya melalui persatuan dan kesatuan sebuah organisasi akan kokoh dan besar,” ujar Dedy seraya menyatakan kebijakan ini disamping harus ada kesepatan para tokoh, Pemkab Aceh Selatan juga memiliki peran penting dalam mewujudkan ini agar kader-kader terbaik daerah semakin mendapat tempat berkat dukungan secara bersama.

Saat ditanya seperti apa dukungan yang harus diberikan Pemkab Aceh Selatan, Dedy mengatakan bentuknya sederhana sekali.

“Caranya adalah Pemkab cukup hanya meng-SK-kan satu organisasi saja dan satu kantor serta subsidi anggaran hanya diberikan untuk satu lembaga yang telah disepakati bersama tersebut,” ucap pria berdarah kluet kelahiran Kota Bahagia ini menawarkan ide dan gagasannya.

Pos terkait