TheTapaktuanPost | Tapaktuan. PT. Kobexindo Jakarta melalui anak perusahaannya PT. Kotafajar Semen Indonesia akan menanamkan modal (investasi)-nya mencapai 750 juta USD atau sekitar Rp10,7 triliun lebih (kurs rupiah saat ini Rp14.375/USD) dalam rangka membangun pabrik semen berkapasitas 6 juta ton/tahun di Kabupaten Aceh Selatan.
Ini merupakan jumlah investasi luar biasa besar berhasil dibawa dalam daerah dimasa Pemerintahan Kabupaten Aceh Selatan dibawah kepemimpinan Bupati Tgk. Amran.
“Secara keseluruhan atau total nilai investasi mencapai 750 juta USD,” kata Project Manager PT. Kotafajar Semen Indonesia, Aris Sulistyo, saat diwawancarai secara khusus oleh TheTapaktuanPost di Tapaktuan, Kamis (14/4/2022) malam.
Pihaknya, kata Aris, telah melakukan pengurusan berbagai jenis perizinan guna mewujudkan pembangunan pabrik semen berkapasitas terbesar di Provinsi Aceh diatas lahan seluas 1.234 hektar yang berlokasi di Gampong Pulo Ie II dan Ujung Padang Asahan, Kecamatan Pasie Raja dan Gampong Gunung Pulo serta Pasie Kuala Asahan, Kecamatan Kluet Utara tersebut. Untuk saat ini, tahapannya telah memasuki tahap uji kelayakan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).
Jika dokumen AMDAL sudah selesai ditetapkan, PT. Kotafajar Semen Indonesia berencana langsung memulai tahapan proses pembangunan (konstruksi) pabrik semen yang diperkirakan membutuhkan waktu antara 4-5 tahun. Karena itu, Ia berharap proses uji kelayakan dokumen AMDAL yang dimulai dari konsultasi public di Aula Hotel Dian Rana, Tapaktuan, Kamis (14/4/2022) bisa cepat dirampungkan dalam waktu dekat ini.
“Kita berharap semoga tahapan uji kelayakan dokumen AMDAL ini bisa cepat rampung. Sehingga proses pekerjaan pematangan lahan (Land Clearing) bisa dimulai pada akhir tahun 2022 ini atau paling lambat pada awal tahun 2023 mendatang,” ujar Aris.
Sebelumnya saat berlangsungnya kegiatan Konsultansi Public Penyusunan Studi Amdal Rencana Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Semen serta Fasilitas Pendukungnya, Ketua Tim Penyusun AMDAL, Wahyu Widodo, menyatakan bahwa, keberadaan atau posisi pihaknya adalah sebagai penegah. Yaitu satu sisi membantu menyukseskan pihak perusahaan membuat dokumen AMDAL dan di sisi lainnya berperan sebagai perantara atau penyambung aspirasi masyarakat.
“Tujuan digelarnya kegiatan konsultasi public ini adalah untuk menghimpun informasi apa yang menjadi keluhan dan keresahan masyarakat, terutama masyarakat yang terdampak langsung dengan pembangunan pabrik. Seperti ancaman polusi udara, kebisingan, banjir dan longsor, pencemaran lingkungan, ketersediaan debit air, gangguan sosial dan ekonomi serta ekologi dan lain sebagainya. Inilah sedang kita petakan secara bersama-sama,” kata Wahyu Widodo.
Beberapa teknis pekerjaan pembangunan pabrik yang dipaparkan diantaranya adalah terkait dampak polusi udara akan diatasi dengan pembangunan cerobong asap yang sudah disterilkan sehingga tidak terjadi pencemaran udara. Untuk akses transportasi agar tidak mengganggu akses transportasi public, nantinya akan dibangun akses jalan khusus.
Sedangkan untuk pengangkutan atau pengiriman semen yang sudah dikemas dalam karung dari lokasi pabrik ke Pelabuhan bongkar muat, agar tidak mengganggu akses transportasi ruas jalan lintasan nasional nantinya akan dibangun conveyor belt.
“Sesuai aturan yang telah ditetapkan dalam perizinan fasilitas conveyor belt tingginya harus dibangun minimal 17 meter dari permukaan tanah. Bentuknya tertutup untuk menghindari bertebaran debu,” sebutnya.
Pihaknya juga berjanji akan memperhatikan berbagai saran dan masukan lainnya yang disampaikan para peserta kegiatan konsultasi public selama berlangsungnya penyusunan dokumen AMDAL rencana pembangunan pabrik semen oleh PT. Kotafajar Semen Indonesia tersebut.
“Kami sangat sepakat dengan saran masukan yang disampaikan bahwa dalam program investasi besar ini, pada intinya harus saling menguntungkan yaitu pihak perusahaan jangan sampai rugi demikian juga masyarakat dan daerah,” pungkasnya.
