TheTapaktuanPost | Bakotim. Kawanan Harimau yang pertama terlihat berjumlah 2 ekor sempat mengejar petani saat sedang membersihkan kebunnya di Gampong Simpang, Kecamatan Bakongan Timur (Bakotim), Kabupaten Aceh Selatan, Rabu (20/10/2021). Jarak kebun sawit petani tersebut dengan perkampungan penduduk sekitar 4 Km.
Korban yang merupakan Keuchik Gampong Simpang bernama Muktar bersama tiga orang anggota keluarganya, mengaku saat itu tiga orang anggota keluarganya sedang bekerja memupuk kelapa sawit. Sedangkan Muktar sendiri sedang membersihkan kebun.
“Sekitar pukul 15.00 WIB menjelang sore, tiba-tiba saya melihat kemunculan harimau. Jarak harimau dengan kami sekitar 9 meter. Saat itu baru terlihat 1 ekor, posisi kami di atas gunung sementara harimau dibawah dekat jalan sehingga menyulitkan kami untuk lari,” kata Muktar saat dihubungi oleh TheTapaktuanPost dari Tapaktuan, Kamis (21/10/2021) siang.
Untuk menjauh dari harimau, kemudian Muktar bersama anggota keluarganya memilih bergeser dekat semak-semak. Namun saat sedang bergeser itulah, tiba-tiba nampak satu ekor lagi.
“Harimau satu lagi ini terlihat sedang memangsa rusa. Kemudian kami bergeser ke gubuk. Langsung saya ajak pulang anak saya, tapi mereka minta istirahat dulu. Saat saya sedang duduk diluar gubuk itulah, terlihat lagi harimau mengikuti kami ke gubuk,” ungkap Muktar.
Dalam kondisi panik karena terus dibuntuti oleh harimau, kemudian Muktar bersama anggota keluarganya memutuskan kembali berlari dari belakang gubuk, hingga tembus melewati sekitar 5 kebun warga. Sementara 3 unit sepeda motor yang sebelumnya mereka kendarai pergi ke kebun masih tinggal di gunung.
“Setelah kami pastikan posisi sudah jauh dari jangkauan pengejaran harimau. Barulah kami telepon warga memberitahukan keberadaan harimau sedang mengancam keselamatan kami,” ujarnya.
Menerima laporan itu, sekitar seratusan warga Gampong Simpang mendatangi lokasi penampakan harimau di kebun milik Muktar tersebut. Saat itulah, warga menyaksikan langsung ada bangkai rusa dilokasi tersebut.
“Saat sedang melihat adanya bangkai rusa, tiba-tiba warga kembali melihat kemunculan satu ekor lagi harimau. Sehingga jumlahnya menjadi 3 ekor,” kata Muktar.
Ditengah keadaan sedang galut dan kacau itu, diketahui bahwa ada petani lainnya yang sedang berada di kebunnya. Yang menjadi kekhawatiran warga adalah, karena biasanya petani tersebut saat pulang melewati rute jalan yang tampak kemunculan harimau tersebut.
“Saat sedang menunggu petani tersebut turun dari kebunnya itulah, sekitar pukul 18.30 WIB warga kembali berjumpa dengan 1 ekor harimau lagi persis di atas badan jalan kebun. Jarak harimau itu dengan warga sekitar 3 meter, bahkan warga sempat mengambil video dan foto,” ungkap Muktar.
Anehnya, lanjut Muktar, meski posisi satwa dilindungi yang dijuluki “raja hutan” tersebut hanya berjarak 3 meter dengan warga namun harimau tersebut tidak menerkam warga.
“Harimau itu terlihat seperti sangat jinak. Harimau berjalan santai didepan warga dan seperti sengaja duduk sambil melihat ke arah warga yang ramai-ramai mengambil video dan foto. Pengambilan video dan foto visual tersebut sangat jelas karena jarak harimau dengan warga cukup dekat yakni hanya sekitar 3 meter,” ujarnya.
“Momen yang langka ini bahkan mengalahkan momen para pengunjung di kebun binatang yang berbayar,” tambahnya.
Muktar memastikan bahwa, kondisi yang telah membuat masyarakat ketakutan dan terancam ini telah diketahui oleh pihak BKSDA Aceh. Bahkan, pada Rabu malam, ia bersama beberapa orang warga setempat telah mendampingi petugas BKSDA Aceh menuju ke titik lokasi kemunculan kawanan harimau.
“Semalam petugas BKSDA Aceh telah memasang kamera pengintai rahasia (CCTV) di beberapa titik. Bahkan, setelah mengantar kami pulang, semalam beberapa orang petugas BKSDA Aceh kembali naik ke gunung,” kata Muktar.
Kepada petugas BKSDA, Muktar mengaku telah meminta agar kawanan harimau tersebut segera di tangkap untuk dibawa atau dipindahkan ke luar Aceh Selatan. Soalnya, terhitung mulai Kamis (21/10/2021) hari ini, ratusan warga setempat total seluruhnya tidak beraktivitas lagi ke gunung.
“Kami minta agar kawanan harimau itu segera di tangkap, jangan hanya sekedar di usir atau di halau sebab di khawatirkan akan kembali turun di lokasi perkebunan warga di gampong lainnya,” pinta Muktar.
Menurut Muktar, permintaan pihaknya itu bukan tanpa sebab dan alasan. Soalnya, kondisi seperti itu telah terjadi sebelumnya. Dimana beberapa pekan sebelumnya, kawanan harimau tersebut diketahui telah duluan turun di perkebunan warga Gampong Seulekat, Kecamatan Bakongan Timur.
Oleh pihak BKSDA Aceh secara khusus diturunkan pawang harimau mengusir atau menghalau kawanan harimau tersebut agar menjauh dari perkebunan warga dekat Perkampungan penduduk. Namun sayangnya, langkah itu bukannya membuat kawanan harimau kembali ke hutan rimba lokasi habitatnya, melainkan justru bergeser ke perkebunan warga di Gampong Simpang.
“Makanya, kami telah meminta agar kawanan harimau ini segera di tangkap dan di keluarkan dari Aceh Selatan. Karena harimau ini satwa di lindungi maka BKSDA Aceh tolong segera menyelamatkannya. Sebab jika kondisi ini terus berulang terjadi, kita mengkhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tak di inginkan dikemudian hari, karena kesabaran warga hilang. Jika itu sampai terjadi, tolong jangan salahkan warga,” ujarnya memberi ultimatum.