BKSDA Diminta Tangkap lalu Pindahkan Harimau dari Aceh Selatan

TheTapaktuanPost | Bakotim. Konflik harimau dengan manusia kembali berulang di Kabupaten Aceh Selatan. Satwa dilindungi ini kembali turun ke kawasan perkebunan warga yang berjarak sekitar 4 Km dari perkampungan penduduk di Gampong Simpang, Kecamatan Bakongan Timur.

Akibatnya, ratusan masyarakat setempat terhitung mulai Kamis (21/10/2021), tidak berani lagi beraktivitas ke kebun, sehingga mengganggu perekonomian mereka.

Bacaan Lainnya

Menyikapi kondisi ini, Keuchik Gampong Simpang, Muktar, meminta kepada Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, segera menangkap kawanan harimau yang diperkirakan berjumlah 4 ekor tersebut lalu dipindahkan dari daerah setempat.

“Kami telah meminta agar kawanan harimau ini segera di tangkap dan di keluarkan dari Aceh Selatan. Sebab jika kesabaran masyarakat habis dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tak di inginkan di kemudian hari,” kata Muktar mewakili aspirasi ratusan masyarakat setempat.

Ia mengaku, aspirasi itu telah disampaikan langsung saat mendampingi beberapa orang petugas BKSDA Aceh meninjau titik lokasi penampakan harimau di kawasan perkebunan sawit Gampong Simpang, Rabu (20/10/2021) malam.

Masyarakat setempat menolak cara kerja BKSDA Aceh dalam merespon kemunculan harimau turun ke perkebunan warga dekat perkampungan penduduk selama ini, hanya berupaya mengusir atau menghalau kawanan harimau agar kembali ke habitatnya dalam hutan rimba.

Ia mencontohkan seperti kejadian baru-baru ini. Kawanan harimau tersebut sempat terlihat turun ke perkebunan warga dekat perkampungan penduduk Gampong Seuleukat, Kecamatan Bakongan Timur. Bahkan, untuk menghalau keberadaan harimau tersebut, BKSDA Aceh secara khusus mendatangkan pawang.

“Terbukti langkah itu tak memberi solusi konkrit. Buktinya, gangguan harimau bukannya berakhir tapi justru bergeser ke Gampong Simpang,” kritik Muktar.

Karena itu, ia meminta kepada BKSDA Aceh segera menangkap kawanan harimau yang berjumlah 4 ekor tersebut lalu memindahkannya keluar dari Aceh Selatan.

“Sebagai satwa dilindungi, harimau ini kan miliknya BKSDA jadi kewenangan mereka menangkapnya lalu membawanya ke tempat lebih aman. Kalau hanya di usir atau di halau, kita khawatirkan setelah dari Gampong Simpang nantinya akan turun lagi di gampong-gampong lainnya di Aceh Selatan, sehingga persoalan tak tuntas-tuntas,” kata Muktar.

Diberitakan sebelumnya, kawanan harimau yang diperkirakan berjumlah 4 ekor kembali terlihat turun dikawasan perkebunan warga Gampong Simpang. Jarak perkebunan dengan perkampungan penduduk hanya 4 Km.

Menariknya, harimau ini tidak seperti harimau-harimau lainnya yang terkenal sangar dimana ketika berjumpa manusia langsung menerkamnya. Dari 4 ekor, satu diantaranya yang berjumpa dengan warga di atas jalan kebun, posisinya dengan warga hanya berjarak sekitar 3 meter.

Harimau itu terlihat seperti sangat jinak. Si “raja hutan” ini seperti sengaja duduk sambil melihat ke arah warga yang ramai-ramai mengambil video dan foto.

“Pengambilan video dan foto visual tersebut sangat jelas karena jarak harimau dengan warga cukup dekat yakni hanya sekitar 3 meter. Momen yang langka ini bahkan mengalahkan momen para pengunjung di kebun binatang yang berbayar,” ungkap Muktar, penuh tanda tanya.

Pos terkait