TheTapaktuanPost | Bakongan. Puluhan pedagang yang selama ini berjualan di Pasar Mingguan (setiap hari Kamis-red), di Gampong Keude Bakongan, Kecamatan Bakongan, Kabupaten Aceh Selatan memprotes tindakan aparat gampong setempat yang pada Rabu (11/8/2021) lalu menimbun badan jalan masuk ke pasar itu menggunakan material tanah liat (tanah gunung).
Soalnya, pasca ditimbun badan jalan tersebut bukan bertambah bagus melainkan justru makin sulit dilalui baik oleh pejalan kaki maupun kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. Akibatnya, kondisi pasar mingguan itu tiba-tiba berubah menjadi sepi karena para pembeli (konsumen) sudah enggan masuk ke dalam pasar.
“Memang benar kondisi badan jalan itu selama ini sudah tergenang air setiap datangnya musim hujan, tapi masih bisa dilalui. Sayangnya, pasca ditimbun menggunakan material tanah gunung kondisinya makin bertambah hancur karena sudah sulit dilintasi, apalagi saat ini sedang musim hujan,” kata Saiful, salah seorang pedagang yang secara khusus menghubungi TheTapaktuanPost di Tapaktuan, Sabtu (21/8/2021).
Menurutnya, jika benar perangkat gampong setempat ingin memperbaiki badan jalan menuju lokasi pasar mingguan tersebut, kenapa pasca ditimbun menggunakan material tanah gunung tidak langsung dilanjutkan penimbunannya menggunakan material pasir dan batu (sirtu) sehingga tidak mengganggu aktivitas perekonomian para pedagang dan masyarakat konsumen bertransaksi jual beli.
“Sudah dua kali berlangsungnya pasar mingguan (setiap hari Kamis), aktivitas transaksi jual beli di lokasi pasar tersebut lumpuh total. Para pedagang mengalami kerugian cukup besar karena terganggu perekonomiannya,” sesal Saiful.
Untuk tetap melakukan aktivitas berjualan, sambungnya, para pedagang terpaksa pindah tempat dengan berjualan disepanjang kiri kanan badan jalan masuk menuju lokasi pasar tersebut. “Langkah ini terpaksa harus kami lakukan karena para pembeli (konsumen) tidak bersedia masuk ke dalam pasar,” tandasnya.
Karena itu, ia berharap kepada perangkat Gampong Keude Bakongan segera merampungkan proyek penimbunan badan jalan dimaksud dengan melanjutkan penimbunan lapis kedua menggunakan material pasir dan batu (sirtu), sehingga program pembangunan yang direalisasikan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat bukan justru melumpuhkan aktivitas perekonomian para pedagang yang selama ini mencari nafkah mata pencaharian dipasar tersebut.
Sementara itu, Keuchik Keude Bakongan, Lukman Hakim, meminta kepada masyarakat khususnya para pedagang di pasar mingguan setiap Hari Kamis di gampong tersebut untuk bersabar, karena proses penimbunan badan jalan tersebut sedang berlangsung dan kondisinya saat ini belum rampung 100%.
“Tidak mungkin kita memprogramkan pembangunan itu merugikan masyarakat, malahan tujuan kita untuk makin mempermudah masyarakat melintasi badan jalan yang sudah rusak parah itu. Tentu untuk mewujudkannya butuh proses dan waktu, jadi mohon bersabar,” kata Lukman Hakim saat dimintai konfirmasi secara terpisah.
Menurutnya, kondisi badan jalan menuju pasar mingguan tersebut benar-benar sudah rusak berat dan permukaannya sudah dalam sehingga setiap turunnya hujan tergenang air. Menindaklanjuti aspirasi masyarakat, perangkat gampong memutuskan menganggarkan anggaran sumber dana desa (DD) tahun 2021 untuk penimbunan dan pengerasan.
Sebenarnya, sambung Lukman, pihaknya tidak berniat menimbun badan jalan itu menggunakan tanah gunung pada Hari Rabu (11/8/2021), melainkan berencana akan melakukannya pada Hari Jumat (13/8/2021) karena setiap Hari Kamis akan berlangsung pasar mingguan.
Hanya saja, pada hari Rabu tersebut kebetulan ada alat berat (beko) di Gampong Beutong yang sedang ada kesempatan bekerja disela-sela melakukan pekerjaan utamanya, sehingga kesempatan ini dimanfaatkan untuk menghemat biaya. Tujuan pihaknya terlebih dulu menimbun badan jalan mengggunakan tanah gunung sebagai material dasar pelengket material sirtu yang nantinya juga akan di timbun di lapisan bagian atas.
“Kami memperkirakan jika hari Jumat, ada selang waktu 1 minggu ke depan jalan itu tidak dilalui oleh kendaraan sehingga cepat keras. Kemudiaan kami juga sudah meminta kepada tukang parkir untuk menutup sementara akses jalan masuk, namun ternyata tetap juga dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Ditambah lagi kondisi cuaca sekarang ini sedang musim hujan sehingga badan jalan makin bertambah rusak,” ujarnya, seraya mengungkapkan sebenarnya ada akses jalan alternatif satu lagi namun sayangnya para pengemudi kendaraan pengangkut barang justru tidak bersedia menggunakannya.
Program awal pihaknya, lanjut Lukman, tidak berselang lama setelah ditimbun menggunakan material tanah gunung langsung dilanjutkan dengan penimbunan menggunakan material pasir dan batu (sirtu). Namun kendala yang dihadapi saat ini adalah, aktivitas pengambilan bahan material sirtu di sungai Geulumbuk, Kecamatan Kluet Selatan juga terkendala karena air sungai sedang meluap pasca hujan deras.
“Sebenarnya hari ini sudah ditimbun sirtu, tapi setelah kami cek alat berat belum beraktivitas di Sungai Geulumbuk sehingga kembali terkendala. Jadi kami kembali meminta kepada masyarakat untuk mohon bersabar. Sebab apapun aktivitas pekerjaan proyek yang kita lakukan tetap ada hambatan serta kendala selama satu dua hari dan itu hal biasa,” pungkas Lukman.