Dinkes dan Tim Gugus Tugas Aceh Selatan Bantah Karyawan BPOM Positif Covid-19

TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh Selatan, menyangkal informasi yang menyebutkan salah seorang karyawan BPOM di daerah itu positif Covid-19, hasil rapid test.

Penegasan itu disampaikan Plt. Kadiskes yang juga Ketua Bidang Penanganan Medis Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Aceh Selatan, Novi Rosmita SE,M.Kes didampingi Juru Bicara (Jubir) Tim Gugus Tugas Covid-19, Sri Milda SKM saat menggelar temu pers dengan sejumlah wartawan di Kantor Dinkes, Tapaktuan, Jumat (8/5/2020) malam.

“Informasi ini penting harus kami sampaikan segera malam ini, untuk meluruskan simpang siur isu yang tidak jelas agar masyarakat tidak resah,” kata Novi Rosmita SE,M.Kes.

Ia kembali mengulangi pernyataannya bahwa informasi yang berkembang ditengah masyarakat bahwa ada salah seorang warga di Tapaktuan telah positif Covid-19 melalui hasil rapid test dipastikan tidak benar.

Untuk meluruskan informasi tersebut, kemudian Juru Bicara (Jubir) Tim Gugus Tugas Covid-19 Aceh Selatan, Sri Milda SKM memaparkan kronologis lengkap sampai akhirnya tim gugus mendatangi kediaman warga dimaksud.

Awalnya yakni pada Kamis (7/6/2020), kata Sri Milda, pihak Dinkes Aceh Selatan menerima laporan dari Kepala Loka BPOM Aceh Selatan, Darwin Syah Putra S.Si, Apt bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan Repid Test kepada seluruh karyawannya yang berjumlah sebanyak 22 orang dengan melibatkan Laboratorium Klinik Riset yang secara khusus didatangkan dari Meulaboh, Aceh Barat.

“Langkah ini dilakukan oleh Kepala Loka BPOM Aceh Selatan karena ada karyawannya yang baru melakukan perjalanan dari luar kota,” ungkap Sri Milda.

Dari hasil rapid test tersebut, lanjut Sri Milda, memang benar ada 1 orang diantaranya yang dinyatakan reaktif tapi positif untuk Ig G (Immunoglobulin G) yaitu terhadap karyawan berinisial KN yang baru kembali dari Kota Pekan Baru. Tapi Ig M (Immunoglobulin M)-nya Negatif.

Menindaklanjuti informasi itu, kemudian pada Jumat (8/5/2020) sekitar pukul 11.00 WIB pihak Dinkes Aceh Selatan bersama Tim Gugus melakukan tracking dan PE ke rumah kos KN yang berlokasi di salah satu desa dalam Kecamatan Tapaktuan.

“Dari hasil tracking dan PE di dapat informasi bahwa KN memang Reaktif saat di rapid test. Akan tetapi yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala. Yang ada adalah KN mempunyai riwayat penyakit DBD,” ungkap Sri Milda.

Sri Milda menjelaskan bahwa, rapid test menunjukkan positif pada Ig G tapi negatif pada Ig M. Artinya bahwa positif pada Ig G adalah imun mendeteksi adanya kuman yang pernah ada sebelumnya.

“Perlu diketahui bahwa, hasil positif pada rapid test tidak serta merta seseorang sebagai penderita Covid-19. Sebab untuk membuktikannya harus di ikuti pemeriksaan Laboratorium dan PCR. Ini penting untuk menghindari stigmatisasi di tengah masyarakat tentang hasil rapid test,” tegasnya.

Plt. Kadiskes Aceh Selatan, Novi Rosmita SE,M.Kes menambahkan bahwa, yang dimaksud positif sesuai hasil rapid test terhadap yang bersangkutan adalah rapid test pada Ig G nya. Sedangkan pada Ig M nya adalah negatif.

“Artinya bahwa masih perlu adanya tindakan medis lanjutan yaitu pengambilan SWAB untuk pemeriksaan PCR,” tegas Novi Rosmita.

Jubir Covid-19 yang juga Kabid P2P Dinkes Aceh Selatan, Sri Milda SKM menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan ulang terhadap karyawan BPOM berinisial KN, saat rapit tes memang menunjukkan Immunoglobulin G (Ig G) positif, tapi tidak menunjukkan gejala apapun.

“Benar, Immunoglobulin G (Ig G) nya postif, tapi tes pada antibodi yang di tangkap sudah lama terbentuk suatu infeksi yang terjadi sebelumnya. Antibodi Ig G adalah jenis antibodi yang paling banyak dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Antibodi ini melindungi manusia dari infeksi dengan “mengingat” kuman yang telah dihadapi sebelumnya. Jika kuman tersebut kembali, maka sistem kekebalan tubuh akan menyerang mereka,” paparnya.

Sedangkan Ig M, ujarnya, adalah dalam tubuh manusia membuat antibodi Ig M saat pertama kali terinfeksi bakteri atau kuman lainnya, sebagai garis pertahanan pertama tubuh untuk melawan infeksi. Ig M ini akan meningkat dalam waktu singkat saat terjadi infeksi.

“Hasil pemeriksaan Ig M dengan nilai yang tinggi, menandakan adanya infeksi yang masih aktif,” terangnya lagi.

Meskipun demikian, sambung Sri Milda, untuk mendapatkan hasil yang pasti, pihaknya tetap akan melakukan uji swab terhadap yang bersangkutan di Laboratorium Banda Aceh.

Rencananya, pada Sabtu (9/5/2020) Tim Gugus Tugas Aceh Selatan segera akan melakukan persiapan swabnya terhadap yang bersangkutan.

Langkah ini perlu dilakukan secepat mungkin, untuk mendapatkan kepastian hasil yang jelas apakah benar yang bersangkutan positif atau negatif Covid-19.

“Jika hasil swabnya nanti ternyata tetap positif, bisa dikatakan infeksi ditubuhnya sudah memasuki hari ke 21 sampai dengan 28. Artinya dikategorikan peluang sembuh itu sangat besar. Apalagi yang bersangkutan mempunyai riwayat DBD,” ujarnya.

Untuk sementara yang bersangkutan tetap di arahkan melakukan isolasi mandiri ditempat rumah kosnya. Termasuk seluruh rekannya yang lain satu rumah kos dengannya juga harus mengisolasi diri masing-masing secara mandiri, sampai keluarnya hasil swab karyawan BPOM berinisial KN tersebut.

Sejauh ini, kata Sri Milda, Tim Gugus Tugas Covid-19 Aceh Selatan belum bisa melakukan rapid test lanjutan terhadap seluruh karyawan BPOM, karena alat rapid test yang tersedia saat ini masih terbatas sehingga harus menunggu pengadaan alat rapid test yang baru.

Dalam kesempatan itu, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh Selatan kembali mengimbau seluruh lapisan masyarakat di daerah itu, agar terus meningkatkan kewaspadaan serta terus menggencarkan pencegahan wabah virus corona tersebut.

“Supaya Kabupaten Aceh Selatan tetap aman dan terhindar dari wabah virus mematikan ini, perlu kesadaran bersama untuk menjaganya. Kerja keras pemerintah bersama segenap tim gugus yang terus berusaha maksimal siang malam agar daerah ini tetap aman dari serangan Covid-19, akan menjadi sia-sia jika tak ada dukungan yang tulus ikhlas dari seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya. [] (Naidy Beurawe)

Pos terkait