TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Aceh Selatan dipastikan telah melebihi target pelayanan KB 1 juta akseptor yang ditetapkan perwakilan BKKBN Provinsi Aceh.
Target ini ditetapkan dalam rangka menyukseskan pelayanan serentak 1 juta KB se-Indonesia untuk memecahkan pencatatan rekor MURI (Meuseum Rekor Indonesia) pada momentum peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-27 tahun 2020 yang digelar serentak pada Senin (29/6/2020) mulai pukul 08.00 WIB – 15.00 WIB.
Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh menetapkan target 238 akseptor KB di Aceh Selatan. Sementara jumlah akseptor hasil pelayanan PKB/PLKB di Aceh Selatan sampai Senin siang telah mencapai 1.442.
“Alhamdulillah, berkat kerja keras petugas PKB/PLKB dilapangan, pelayanan akseptor KB di Aceh Selatan telah melebihi target yang ditetapkan pihak provinsi yaitu telah mencapai angka 1.442 akseptor, dan akan terus bertambah sampai berakhirnya tenggat waktu pukul 15.00 WIB sore nanti. Terimakasih banyak kepada pihak Dinas Kesehatan Aceh Selatan khususnya jajaran Puskesmas atas terjalinnya kerjasama yang baik selama ini,” kata Kepala DP3AKB Aceh Selatan, Yulmainar SE di Tapaktuan, Senin (29/6/2020).
Yulmainar SE, merincikan bahwa dari sebanyak 1.442 jumlah akseptor dari hasil pelayanan PKB/PLKB di 18 kecamatan se-Aceh Selatan, masing-masing untuk IUD sebanyak 46 akseptor, Implant sebanyak 219 akseptor, suntik sebanyak 769 akseptor, PIL sebanyak 349 akseptor dan kondom sebanyak 59 akseptor.
Hal itu diungkapkan Kepala DP3AKB Aceh Selatan dalam sambutannya pada acara peringatan Harganas ke-27 tingkat kabupaten yang dipusatkan di Puskesmas Lhok Bengkuang, Kecamatan Tapaktuan.
Acara ini turut dihadiri langsung Bupati Aceh Selatan, Tgk. Amran bersama istri Ny. Khailida Amran, perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, para Kepala OPD, Muspika Tapaktuan dan para Kepala Puskesmas serta tokoh masyarakat setempat.
Sementara itu, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo, dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Bupati Aceh Selatan Tgk. Amran mengatakan, Hari Keluarga Nasional diperingati sejak tahun 1993. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional, yang menetapkan 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional.
Penetapan ini didasarkan atas sejarah perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan yang berjuang dengan gigih, hingga pada 22 Juni 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh, dan seminggu kemudian tepatnya pada 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya. “Hal inilah yang melatarbelakangi kelahiran Hari Keluarga Nasional yang kemudian dikenal sebagai Harganas,” ucap Tgk. Amran.
Dia mengatakan, Harganas diperingati oleh seluruh lapisan masyarakat baik unsur pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan para keluarga, namun peringatan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena saat ini dalam suasana prihatin menghadapi pandemi Covid-19.
“Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan Harganas tahun ini kita laksanakan dengan sederhana, namun memberikan manfaat langsung pada keluarga dan masyarakat, serta menginspirasi setiap keluarga untuk tetap menjaga semangat dalam upaya mewujudkan keluarga berkualitas,” tutur Tgk. Amran.
Pada tahun 2020 ini, BKKBN bertekad untuk membangun cara dan semangat baru dalam membantu keluarga mewujudkan keluarga berkualitas. Oleh karena itu BKKBN mengambil tema sentral Harganas Ke-27 tahun ini yaitu “BKKBN Baru dengan Gaya Baru dan Semangat Baru Hadir di dalam Keluargamu”.
“Kita mengharapkan melalui program ini dapat dijadikan sebagai pemicu bagi BKKBN bersama keluarga lndonesia untuk dapat terus menerus meningkatkan ketahanan keluarganya, sehingga mampu melahirkan generasi yang lebih baik,” tandas Bupati Tgk. Amran.
Penghargaan
Pada momentum peringatan HARGANAS ke-27 tahun 2020, Bupati Aceh Selatan, Tgk. Amran didampingi Ny. Khailida Amran, turut memberikan penghargaan serta hadiah kepada 3 orang perempuan yang disebutnya sebagai ibu-ibu tangguh sukses mendidik anak-anaknya hingga menjadi PNS bahkan ada yang jadi profesor atau Guru Besar meskipun telah ditinggal suaminya meninggal dunia.
Demi untuk menjamin anak-anaknya tetap melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi negeri, ibu-ibu tangguh ini rela harus bekerja banting tulang mencari rezeki.
Ketiga orang perempuan tersebut adalah Hj. Sawani, yang bekerja sebagai penjual goreng pisang. Ia berhasil mendidik anak-anaknya antara lain Prof. DR. H. Misri Mukhsin yang saat ini Guru Besar, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Kemudian, Husnidar,50 tahun, yang berhasil mendidik anak-anaknya hingga menjadi dokter gigi dan PNS.
Terakhir, Nurhabibah, 62 tahun, yang juga berhasil mendidik anak-anaknya yang sukses menempuh pendidikan S1 dimana diantaranya telah bekerja sebagai PNS.