TheTapaktuanPost | Labuhanhaji Barat. Bupati Aceh Selatan Tgk. Amran mengatakan, persoalan tak lancarnya pasokan air ke ratusan hektar sawah masyarakat di Kecamatan Labuhanhaji Barat, akibat rusaknya Irigasi Krueng Baru tak cukup hanya dilakukan penanganan secara sementara sumber APBK seperti rutin selama ini. Melainkan harus ditangani secara permanen dengan estimasi anggaran mencapai Rp.40 – Rp.50 miliar.
Karena kewenangannya telah berada di pemerintah provinsi, maka Pemkab Aceh Selatan telah mengusulkannya ke Pemerintah Aceh melalui Dinas Pengairan dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera 1.
“Kita telah mengusulkan pembangunan Irigasi Krueng Baru ini ke Dinas Pengairan Aceh sejak tahun 2020 lalu, mungkin karena pandemi Covid-19 sehingga belum terealisasi. Tapi hasil koordinasi kami dengan Kadis Pengairan Aceh saat itu, usulan ini telah menjadi skala prioritas. Kemungkinan penanganannya akan bekerjasama dengan BWS Sumatera 1, skema anggaran APBA dan APBN,” kata Tgk. Amran.
Penegasan ini disampaikan Bupati Aceh Selatan Tgk. Amran saat meninjau fasilitas Irigasi Krueng Baru disela-sela menghadiri Kenduri Raya Masa Tanam (MT) Gadu tahun 2022 yang digelar petani setempat di pinggir Sungai Krueng Baru, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhanhaji Barat, Minggu (24/7/2022).
Kegiatan ini turut dihadiri Anggota DPRA Tgk. Attarmizi Hamid, Kapolres Aceh Selatan AKBP Nova Suryandaru S.I.K, Dandim 0107 diwakili Danramil Labuhanhaji Barat, Letda Rafli, Kadis PUPR Syaiful Kamal ST,MT, Kadis Pertanian H. Nyaklah SP, Kalak BPBD H. Zainal SE, Kadis Pendidikan Akmal S.Pd, Kadis Transmigrasi Masriadi S.STP, Camat Labuhanhaji Barat Mudatsir bersama Muspika, tokoh masyarakat, imum mukim dan para keuchik.
Tgk. Amran mengatakan, penanganan sementara yang selama ini rutin direalisasikan Pemkab setempat melalui dinas terkait seperti menurunkan excavator, merupakan bagian dari kebijakannya untuk memastikan agar petani tetap bisa menggarap lahan persawahannya.
“Karena sudah menjadi kewenangan provinsi, tadi saya juga telah berbicara dengan Anggota DPRA Tgk. Attarmizi Hamid agar dapat diperjuangkan anggaran melalui APBA-P 2022. Alhamdulillah beliau meresponnya dengan sangat baik,” kata bupati memberi apresiasi.
Pihaknya, kata bupati, dipastikan selalu merespon serius dan cepat terkait keluhan petani meskipun hanya melalui penanganan sifatnya sementara demi untuk menyukseskan program ketahanan pangan di daerah itu.
Menurutnya, jika usulan pembangunan Irigasi Krueng Baru Labuhanhaji Barat bersama Irigasi Gunung Pudung Bakongan diakomodir Pemerintah Aceh dan BWS Sumatera 1. Penanganan yang tepat dilakukan adalah dengan pembangunan tanggul beton bertulang tidak lagi menggunakan material Batu Gajah.
“Dalam kajian teknis yang dilakukan bersama Dinas Pengairan Aceh dulu, program pembangunan yang akan direalisasikan adalah pengecoran tanggul beton bertulang. Tidak efektif lagi digunakan material batu gajah, karena rawan digerus atau diterjang arus sungai yang sangat deras,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Labuhanhaji Barat, Mudatsir menyebutkan luas lahan sawah produktif di kecamatan itu mencapai 511 hektar. Lahan sawah yang dialiri melalui Irigasi Krueng Baru seluas 257 hektar yang berada di Gampong Kuta Trieng, Ie Kulung, Pulo Ie, Blang Baru, Pante Geulima, Suak Lokan, Blang Poroh, Kuta Padang dan Kuta Iboh yang berada dalam Kemukiman Kuta Trieng dan Blang Baru.
Mudatsir mengatakan, terkendalanya suplai air ke lahan persawahan masyarakat dari sumber air Irigasi Krueng Baru ini disebabkan karena muara sungai berubah-ubah pasca meluapnya arus.
Terjangan arus sungai yang deras itu, sambung Mudatsir, mengakibatkan tanggul penahan air di mulut Irigasi Krueng Baru menggunakan material Batu Gajah ikut tergerus dan rusak, sehingga mengakibatkan suplai air ke lahan persawahan tidak normal.
“Karena program pembangunan Irigasi ini telah menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi, maka langkah penanganan yang dapat dilakukan oleh Pemkab Aceh Selatan hanya bersifat sementara. Selama ini Bapak Bupati Aceh Selatan rutin mengambil kebijakan dengan menurunkan alat berat excavator, untuk menjamin dan memastikan agar petani dapat menggarap lahan persawahan,” kata Mudatsir.
Dia pun mengapresiasi kesigapan SKPK terkait seperti BPBD, PUPR dan Dinas Pertanian yang selama ini sangat cepat merespon keluhan petani setempat menindaklanjuti arahan dan perintah Bupati Aceh Selatan.
“Berkat kebijakan bapak bupati dan kesigapan SKPK terkait, alhamdulillah ratusan petani di Kecamatan Labuhanhaji Barat yang mengharapkan suplai air ke lahan persawahannya dari Irigasi Krueng Baru ini tak mengalami kendala dalam menggarap lahan sawahnya. Sebab meskipun dengan segala keterbatasan, Pemkab Aceh Selatan selalu berhasil melakukan langkah penanganan yang sifatnya sementara, sehingga program ketahanan pangan tak terganggu,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, anggota DPRA asal Labuhanhaji Barat, Tgk. Attarmizi Hamid menyatakan kesiapannya memperjuangkan anggaran untuk penanganan Irigasi Krueng Baru. Bahkan dihadapan Bupati Tgk. Amran, ia langsung meminta kepada para keuchik dan camat agar segera mengajukan proposal yang ditujukan kepada Gubernur Aceh cq Kadis Pengairan Aceh, dengan dilampirkan rekomendasi Bupati Aceh Selatan.
“Saya siap mengalokasikan dana pokir (aspirasi) untuk pembangunan Irigasi Krueng Baru yang selama ini sangat dibutuhkan masyarakat petani di wilayah ini,” tegasnya.
Merespon hal ini, Bupati Aceh Selatan Tgk. Amran menyatakan terkait rekomendasi yang dibutuhkan dalam pengajuan proposal tersebut, ia memastikan segera akan menindaklanjutinya.
“Jika tidak sempat di kantor, boleh di stop saya di jalan. Saya akan menekennya meskipun sedang di jalan demi segera terwujudnya program pembangunan ini,” ucap bupati seraya menyerukan masyarakat setempat untuk memberi apresiasi kepada Tgk. Attarmizi Hamid.