TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Sempat ditutup sejak awal Agustus 2020 lalu karena pasien dan tenaga medisnya terinfeksi positif Covid-19, kini pelayanan ruang Hemodialisa (HD) atau layanan cuci darah di RSUDYA Tapaktuan resmi di buka kembali. Langkah cepat ini harus segera dilakukan pihak rumah sakit Aceh Selatan, berhubung ditutupnya pelayanan HD di RSUZA Banda Aceh untuk sementara waktu, karena beberapa pasien dan sejumlah tenaga medis dan para medisnya terinfeksi positif Covid-19.
Direktur RSUDYA Tapaktuan, dr. Erizaldi M.Kes, Sp.Og yang dikonfirmasi TheTapaktuanPost di Tapaktuan, Senin (21/9/2020), membenarkan ruang pelayanan HD di rumah sakit tersebut telah resmi dibuka kembali pasca para pasien dan tenaga medis serta para medisnya yang sebelumnya sempat terkonfirmasi positif Covid-19 dinyatakan telah sembuh.
“Saat ini ruang pelayanan HD di RSUDYA Tapaktuan secara resmi sudah dibuka kembali. Tapi pasien yang dilayani di ruang HD ini harus betul-betul pasien yang aman dari terinfeksi Covid-19 yang dibuktikan dari hasil pemeriksaan swab negative,” kata dr. Erizaldi.
Sedangkan terhadap pasien yang hasil pemeriksaan swabnya masih terkonfirmasi positif Covid-19 namun butuh pelayanan HD, maka pasien dimaksud harus menjalani perawatan di ruang isolasi Pinere Covid-19 terlebih dahulu sampai hasil pemeriksaan swabnya dinyatakan negative.
Ia mengaku bahwa, pasca pelayanan HD di RSUDYA Tapaktuan resmi telah dibuka, jumlah pasien yang berobat sejauh ini mengalami penurunan yaitu sekitar 16 orang dari sebelumnya lebih dari 20 orang.
“Penurunan jumlah pasien ini diantaranya karena ada sebagian diantaranya sudah meninggal dunia,” ungkap dr. Erizaldi.
Dibagian lain, dr. Erizaldi menjelaskan bahwa untuk mencegah penyebaran dan penularan virus Covid-19 makin meluas pihaknya telah mengambil kebijakan melakukan screening (penyaringan) terlebih dahulu terhadap setiap masyarakat/pasien yang berobat ke rumah sakit tersebut baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Terhadap pasien yang memiliki gejala seperti demam, batuk dan sesak nafas nantinya diarahkan ke poliklinik khusus.
Menurutnya, langkah ini dilakukan untuk memudahkan dilakukan pendalaman apakah pasien dimaksud mengarah ke Covid-19 atau tidak. Jika tidak terbukti, maka pasien dimaksud dikembalikan lagi ke poliklinik biasa. Namun sebaliknya, jika terbukti mengarah ke Covid-19, maka dilakukan beberapa terapi dan akan dilihat jika tidak perlu dirawat maka di arahkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
“Langkah ini kita lakukan bagian dari tindakan preventif kita untuk kebaikan bersama ditengah masih tingginya grafik pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Aceh Selatan. Buktinya berdasarkan uptade data Covid-19 yang di rilis Dinkes Aceh Selatan, kasus terkonfrimasi positif telah mencapai 170 orang, diantaranya kasus terkonfirmasi dirawat 3 orang, kasus terkonfirmasi isolasi mandiri 53 orang, kasus terkonfirmasi sembuh 100 orang dan yang meninggal dunia 15 orang,” pungkas dr. Erizaldi. [] Naidy Beurawe