TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Direktur RSUDYA Tapaktuan, dr. Erizaldi M.Kes, Sp.Og dengan tegas membantah tudingan telah memfitnah keluarga pasien asal Kecamatan Sawang yang meninggal dunia di rumah sakit tersebut beberapa waktu lalu diduga suspek Covid-19.
“Dalam membuat kriteria pasien suspek Covid-19, dokter rumah sakit dipastikan dilengkapi data pendukung yang didapatkan selama berlangsungnya proses pemeriksaan (diagnosa). Jadi tidak benar kami telah memfitnah keluarga pasien. Jika pun dianggap telah memfitnah silahkan dilaporkan ke pihak berwajib,” kata dr. Erizaldi dalam siaran pers kepada wartawan di Tapaktuan, Senin (17/8/2020) malam.
Penegasan ini disampaikan Direktur RSUDYA Tapaktuan menanggapi tudingan salah seorang pegiat social media atau selebgram asal Aceh Selatan, Refan Kumbara, yang mengaku sangat kecewa kepada pihak rumah sakit tersebut langsung memvonis pasien asal Kecamatan Sawang, Aceh Selatan inisal R meninggal dunia diduga suspek Covid-19 lalu dilakukan pemulasaran hingga pemakaman mengikuti protocol kesehatan Covid-19, meskipun belum dilakukan pemeriksaan swab test melalui laboratorium PCR.
Menurut dr. Erizaldi, semua pasien yang dicurigai mengarah suspek Covid-19 tetap di isolasi diruangan khusus Covid-19 di rumah sakit tersebut untuk mencegah penyebaran dan penularan virus ke pasien lain non-Covid-19.
“Kita tempatkan pasien yang dicurigai mengarah (suspek) Covid-19 ke ruang isolasi semata-mata sebagai langkah antisipasi kita untuk memutus mata rantai penyebaran dan penularan Covid-19,” tegasnya.
Berdasarkan laporan dokter penanggungjawab pasien kepadanya, lanjut dr. Erizaldi, gambaran klinis seperti hasil foto rontgen (radiologi) serta hasil pemeriksaan laboratorium rumah sakit tersebut disimpulkan bahwa hasil diagnosa pasien dimaksud sangat mengarah ke Covid-19. Apalagi hasil rapid test dinyatakan reaktif. Itu sebabnya, kata dr. Erizaldi, setelah meninggal dunia pihaknya mengarahkan penanganannya sesuai prosedur tetap (Protap) protocol kesehatan.
Sedangkan mengenai swab test belum sempat dilakukan, menurutnya, karena dokter penanggungjawab pasien di RSUDYA Tapaktuan saat itu telah berkoordinasi dengan pihak Laboratorium PCR FK Unsyiah, Banda Aceh yang hasil koordinasinya saat itu didapatkan jawaban bahwa Lab. PCR FK Unsyiah sedang tutup karena libur. Demikian juga Laboratorium pemeriksaan swab RSUZA Banda Aceh juga sedang tidak bisa melakukan pemeriksaan swab karena sedang kehabisan barang habis pakai (BHP) jenis reagent.
Siap Dicopot
Direktur RSUDYA Tapaktuan, dr. Erizaldi M.Kes,Sp.Og mengaku menanggapi santai terkait permintaan pegiat social media asal Aceh Selatan tersebut meminta kepada Bupati Tgk. Amran agar segera mencopot dirinya. Ia mengaku siap dicopot apabila mampu dibuktikan bahwa pihaknya telah salah dalam memberikan pelayanan terhadap pasien selama ini.
“Jabatan saya selaku direktur rumah sakit adalah amanah dan kepercayaan pimpinan. Pengangkatan dan penggantian adalah mutlak hak prerogatif bupati. Sehingga saya harus siap kapan saja akan diganti atau kapan saja masih diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas negara ini,” pungkas dr. Erizaldi.