RSUD Yuliddin Away Tapaktuan Mulai Melayani Pasien Operasi Tumor Otak

TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan pada Kamis (4/7/2019), menggelar operasi tumor otak terhadap Rusnawati (49), salah seorang pasien dari Kecamatan Trumon Timur yang selama ini mengalami nyeri cukup parah dikepalanya.

Tindakan medis dengan kategori “high class” ini merupakan layanan perdana yang diberikan oleh Rumah Sakit milik Pemkab Aceh Selatan tersebut sebagai bagian dari implementasi atau tindaklanjut hasil kerjasama dengan RSUP dr. Sardjito Yogyakarta.

Bacaan Lainnya

“Sebenarnya, kalau pelayanan bedah saraf telah mulai sejak bulan Mei 2018 lalu dimana sudah cukup banyak pasien mengalami cedera kepala, strok dan lain-lain telah berhasil kita operasi. Tapi khusus untuk operasi tumor otak ini yang pertama sekali,” kata Direktur RSUD YA Tapaktuan, dr. Erizaldi M.Kes,Sp.OG saat menggelar konfrensi pers di RSUD YA, Tapaktuan, Kamis (4/7).

Acara konfrensi pers ini turut dihadiri dokter specialis bedah saraf dari RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, masing-masing dr. Rachmat Andi Hartanto Sp.BS, dr. T. Jauhardin, dr. Reza Akbar Bastian serta dr. Muhammad Tri Saksono Darmawan. Selain itu, hadir juga Sekretaris Dinas Kesehatan Aceh Selatan Novi Rosmita M.Kes, Sekretaris RSUD YA Tapaktuan, Kabid Pelayanan RSUD YA dr. Syahmahdi Sp.PD dan Kabid Program Fahrijal M.Kes.

dr. Erizaldi menyebutkan, program kerjasama bedah saraf dengan RSUP dr. Sardjito Yogyakarta merupakan bagian dari program pengembangan rumah sakit yang telah berstatus Tipe-B yang saat ini sedang dipersiapkan menjadi rumah sakit regional tempat rujukan rumah sakit tiga kabupaten/kota di pantai barat selatan Aceh yakni Rumah Sakit Aceh Singkil, RS Subulussalam dan RS Abdya.

Menurutnya, dalam memberikan pelayanan operasi saraf, RSUD YA Tapaktuan telah tersedia peralatan medis secara lengkap. Seluruh biaya yang dibutuhkan dipastikan dalam tanggungan BPJS Kesehatan.

“Melalui pemberitaan yang dipublikasi oleh kawan-kawan media, kita harapkan bahwa pihak rumah sakit di Aceh Singkil, Subulussalam dan Abdya dapat mengetahuinya. Sehingga mereka tidak perlu lagi harus merujuk pasien operasi saraf ke Banda Aceh atau Medan Sumatera Utara,” pinta dr. Erizaldi.

Sementara itu, dokter specialis bedah saraf dari RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, dr. Rachmat Andi Hartanto Sp.BS,dalam paparannya menyampaikan bahwa terhitung sejak bulan Mei 2018, sebanyak 6 tindakan operasi saraf telah berhasil mereka lakukan di RSUD YA Tapaktuan.

“Enam tindakan operasi selama ini rata-rata kasus cedera kepala dan strok, Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan sukses. Sedangkan kasus operasi tumor otak ini baru kali pertama kita gelar di RSUD YA Tapaktuan. Berarti ini masuk tindakan operasi bedah saraf ke 7 kita. Semoga tindakan operasi tumor otak ini juga berjalan lancar dan sukses,” ujarnya.

Menurutnya, pasien yang akan dioperasi otaknya tersebut sebelumnya mengalami nyeri cukup parah dikepalanya. Berdasarkan hasil diagnosa dokter, yang bersangkutan menderita tumor otak yakni disebelah otak kiri dan sebelah otak kanan, tapi sel tumornya lebih besar tumbuh sebelah otak kiri.

“Belum diketahui apakah tumor jinak atau ganas. Tapi biasanya proses operasi tidak membutuhkan waktu lama. Sebelah sel otak hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam, karena ini dikedua belah sel otak, maka membutuhkan waktu sekitar 1,5 – 2 jam,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, ia mengharapkan kepada masyarakat agar jangan alergi atau merasa takut dilakukan tindakan operasi tumor otak. Sebab tidak semua kasus tumor otak harus diambil tindakan operasi.

Tindakan operasi, kata dia, baru dilakukan setelah jenis tumornya berhasil diidentifikasi. Tindakan baru dilakukan sangat tergantung dimana sel otak yang tumbuh tumor itu berada.

“Jadi masyarakat jangan cepat sekali mengambil kesimpulan tindakan operasi akan menghasilkan dua pilihan hidup atau mati. Semuanya kan sangat tergantung kondisi dilapangan. Jika tumor itu tidak diangkat segera bisa mengancam keselamatan jiwanya tentu harus dioperasi segera,” paparnya.

Kemudian, specialis bedah saraf ini juga menjelaskan bahwa tindakan operasi tumor untuk menyelamatkan jiwa manusia itu, juga memiliki dampak seperti mengalami kecacatan. Soalnya, jika tumor berada disebelah otak kiri maka jika diangkat bisa berpotensi gerakan tubuhnya sebelah kanan terganggu. Demikian juga jika disebelah kanan gerakan tubuhnya sebelah kiri akan terganggu.

Jika tumor tumbuh disel otak bagian depan dan belakang, maka bagian tubuhnya yang berpotensi terganggu adalah pada kemampuan bicaranya.

“Itulah pilihan-pilihan yang perlu diedukasi masyarakat kita. Pengangkatan tumor di otak tentu ada dampaknya. Jadi satu sisi jiwanya harus kita tolong, di sisi lain ada dampak-dampak tertentu, tergantung kondisi tumornya. Tidak sedikit juga proses pengangkatan tumornya yang berhasil secara sukses tanpa ada dampak apa-apa terhadap organ tubuhnya. Jadi kondisi ini harus diketahui oleh masyarakat kita,” paparnya.

Pos terkait