Beberapa Pejabat Aceh Selatan Gagal Disuntik Vaksin Covid-19

TheTapaktuanPost | Tapaktuan. Untuk pertama kalinya, vaksinasi Covid-19 dimulai di Kabupaten Aceh Selatan. Klaster pertama penyuntikan vaksin sinovac yang berlangsung di RSUD Yuliddin Away Tapaktuan, Rabu (10/2/2021) adalah Sekda, pejabat Forkopimda, para Kepala SKPK dan para tenaga kesehatan (Nakes). Namun, dari sejumlah pejabat yang mengikuti vaksinasi ini beberapa diantaranya gagal karena kondisi kesehatannya tak mendukung.

Prosesi seremonial secara simbolis penyuntikan vaksin dimulai Sekdakab Aceh Selatan, H. Nasjuddin SH,MM mewakili Bupati Tgk. Amran yang berhalangan hadir karena sedang berada diluar daerah kepentingan dinas.

Bacaan Lainnya

Pantauan TheTapaktuanPost dilokasi, Sekda Nasjuddin langsung diarahkan ke meja regestrasi kemudian dilanjutkan ke meja skrining. Di meja skrining ini, Sekda Nasjuddin diwajibkan menjawab beberapa pertanyaaan yang diajukan oleh tim dokter sebagai petugas vaksinator.

Namun Sekda Nasjuddin gagal mendapatkan suntikan vaksin, karena berdasarkan hasil observasi tim dokter di meja skrining test, kondisi kesehatannya tidak memenuhi syarat mendapatkan suntikan vaksin sinovac.

Setelah Sekda Nasjuddin, ada sejumlah pejabat dan istri pejabat yang mengikuti vaksinasi antara lain secara berturut-turut istri Bupati Aceh Selatan Ny. Khailida Amran, Dandim 0107 Letkol Inf M Yusuf SIP, Kajari Aceh Selatan Fajar Mufti SH,MH, Asisten I Erwiandi S.Sos, Asisten II Drs. H.T Darisman dan Asisten III Ir. Said Azhar,  Danyon RK 115 Macan Leuser bersama Wadanyon, Kepala BPOM, Direktur RSUDYA, perwakilan BPJS, perwakilan Dinkes, perwakilan BRI, para dokter spesialis dan tokoh masyarakat.

Plt. Kadiskes Aceh Selatan Novi Rosmita SE,M.Kes menyebutkan, dari sejumlah peserta yang mengikuti vaksinasi klaster pertama hari ini, yang dinyatakan bisa mendapatkan suntikan vaksin adalah Dandim 0107/Aceh Selatan Letkol Inf. M. Yusuf SIP, Asisten I Setdakab Erwiandi S.Sos, Wadanyon RK 115 Macan Leuser, Mayor Inf. Rivaldi Rahman, Direktur BLUD RSUD YA Tapaktuan dr. Erizaldi Sp.Og, Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi Masriadi S.STP, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Erdiansyah S.Pd, Kepala BPOM Darwin Syah Putra, dua orang dokter spesialis masing-masing dr. Amriansyah Miga dan dr. Mawarzi Sofyan, perwakilan BPJS, Kasi Survailen dan Imunisasi Dinkes Lia Aprisa Jannan dan Erlina serta tokoh masyarakat dari Labuhanhaji, T. Mawardi.

“Sebagai persiapan pelaksanaan vaksinasi ini, Pemkab Aceh Selatan sebelumnya telah menggelar serangkaian simulasi serta mempersiapkan sebanyak 309 tenaga dokter sebagai tim vaksinator yang dipastikan sudah mengikuti serangkaian pelatihan yang ketat,” ungkap Novi seraya menyatakan terhadap pejabat dan istri pejabat yang gagal menjalani penyuntikan vaksin hari ini, akan di jadwal ulang kembali mengikuti jadwal yang telah ditetapkan.

Menurutnya, vaksinasi tahap pertama yang diprioritaskan terhadap tenaga Kesehatan tersebut, digelar secara serentak pada Rabu (10/2/2021) di 27 titik lokasi seluruh Aceh Selatan. Titik lokasi tersebut antara lain, 24 UPTD Puskesmas, RSUD dr. Yuliddin Away Tapaktuan, Klinik Utama Cahaya Sehat Tapaktuan dan Urkes Polres Aceh Selatan.

“Vaksinasi tahap pertama ini akan di ikuti sebanyak 2.029 tenaga Kesehatan di 27 titik lokasi yang berlangsung mulai 10-15 Februari 2021,” ujar Novi.

Ia menyatakan, tujuan vaksinasi Covid-19 tahap pertama di Aceh Selatan diberikan kepada para tenaga Kesehatan untuk mendapatkan kekebalan (imun) tubuh secara khusus agar para tenaga Kesehatan yang merupakan garda terdepan penanganan wabah virus corona bisa terhindar dari penularan penyakit berat akibat Covid-19.

“Pemerintah telah menjamin vaksin yang digunakan ini sesuai dengan standar keamanan dan telah melewati uji klinis yang ketat,” tegas Novi.

Lebih lanjut, Novi menjelaskan, pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemic Covid-19. Manfaat yang diperoleh setelah mendapatkan vaksin antara lain, akan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19 dan mendorong terbentuknya “Herd Immunity” atau kekebalan kelompok serta meminimalisir dampak ekonomi dan sosial.

Pos terkait